Sunday, April 27, 2014

Memanen air hujan (bagian 2-parit dengan bak kontrol )

Pembuatan parit menggunakan cangkul

Selain menggunakan paving sebagai daerah penangkap air saya menggunakan parit seperti biasanya hanya saja yang membedakan parit saya adalah air yang ada tidak saya alirkan langsung ke parit besar atau sungai namun saya arahkan ke bak dulu kalo luber baru ke parit besar atau sungai. Bak yang saya buat ada 2, dimana yang satu sebagai bak kontrol berada di dalam pagar rumah sedangkan yang satunya bak penampungnya berada diluar pagar rumah.

 

 

Pagar pembatas sebelah kiri bak kontrol, kanan penampungCukup lama saya membuat parit sekitar 1 bulan dan bak kontrol dan penampung hingga tulisan ini ada belum jadi, karena terkendala musim penghujan dan membuatnya juga hanya di hari libur yaitu hari minggu sajaOpen-mouthed smile.

Gambar di samping adalah pagar dimana nantinya akan sebelah kiri pagar pada gambar dibuat bak kontrol seluas 50cm x 20cm, sedangkan sebelah kanan dibuat bak penampungnya.

 

saluran paritParit yang saya buat sepanjang pagar  menghadap keluar rumah  namun disebelahnya saya buat taman mini untuk pemandangan dan depan garasi sebelah tempat pemasangan paving. Namun yang harus diperhatikan adalah penumpukan tanah, pasir atau sampah pada dasar parit, yang bisa mengkibatkan tersumbatnya parit menimbulkan bau tidak sedap dan meluap ke tempat yang tidak diinginkan.

Pada ujung parit kemana akan kita buang air hujan tersebut disana saya buat bak kontrol itu. Lalu dengan pipa saya sambungkan ke bak penampung namun hingga saya tulis kisah ini saya belum membuat bak penampungnya baru bak kontrol saja.

saluran parit jugasaluran parit menuju bak kontrol

Bak kontrol memang sudah jadi namun belum sempurna menurut saya karena pada bak kontrol tersebut akan saya isi dengan batu, pasir kasar, pasir halus, ijuk, spon/ busa.

Jadi selama ini air parit mengalir ke bak kontrol yang nantinya akan disi di buang ke halaman samping menebus pagar melalui pipa pralon.

Syukur bisa mengurangi banjir dihalaman rumah namun membuat banjir di tanah samping luar pagar rumah…hehehe

 

 

Bak kontrol yang belum jadibak kontrol jadi

Friday, April 25, 2014

memanen air hujan (bagian 1-dengan paving)

ParitAir merupakan kebutuhan pokok manusia baik digunakan sebagai air minum, mandi, mencuci, menyiram tanamandan lain sebagainya.

Saya yang tinggal dikabupaten Kubu Raya kota Pontianak daerah Kalimantan Barat  dimana masih belum adanya jaringan air bersih dari PDAM, hanya mengandalkan air sumur gali dan air hujan harus pintar-pintar mengelola dan mengatur sebaik mungkin air yang ada.

 

Orang-orang sekitar hanya mengandalkn sumur baik gali maupun gor dan air parit saja yang kebetulan masih bersih jauh dari pencemaran sampah atau lainnya. Oleh karena itu halaman depan rumah tidak saya tutup atau cor sengan semen, hal ini agar air hujan yang turun mengenai halaman depan dapat terserap masuk ke dalam tanah menjadi air tanah. Sebagai gantinya saya gunakan paving block model conblock agar kala hujan air tetap menembus tanah melalui celah-celah paving block.

DSCN5807Akhirnya saya buat sendiri conblok yang sebelumnya saya minta tolong teman saya untuk membuat  dan baru jadi 5 buah dan masih coba-coba hanya 3 yang jadi berhasil sedangkan yang 2 jadi gagal dengan sompel sana sini.DSCN5808

 

Namun setelah cari info kesana kemari dan akhirnya ketemu lebih baik dan tepatnya menggunakan grass block dikarenakan pada grass block terdapat lubang yang bisa kita kasih tanah sedikit serta menanam rumput sehingga bisa menyerap air dan menambah keindahan dengan warna hijau selain warna abu-abu semen.

DSCN5806

Tanah yang tersisa pada bagian depan 2 m x 9 m saya bagi dua bagian dimana setengahnya akan saya gunakan sebagai jalan masuk menggunakan paving setengahnya lagi sebagai taman kering dengan diberi pembatas semen.

Tanah yang akan dipasang paving saya beri pasir halus lalu diratakan dan dibiarkan selama seminggu agar padat terus sambil di padatkan dengan cangkul setelah seminggu di berikan lagi pasir kasar dan dipadatkan lagi.

 

grass blockDengan grass block memang tampak lebih bagus namun ternyata harganya cukup mahal sekitar 60.000/buah. Terlebih dengan rerumputan yang ada disela-selanya membuat lahaman tidak monoton itu-itu saja namun ada warna hijau dari rerumputan yang tumbuh.

 

 

aplikasi grass blockGambar disamping adalah contoh aplikasinya sungguh indah dilihat mata selain itu fungsi rumput juga sebagai menyerap air kedalam tanah lebih cepat walau pun tidak secepat tanaman yang lebih besar.

Namun karena untuk penghematan atau irit biaya (kata orang-orang pelit bahkan isteri saya juga bilang saya sih bukan hemat tapi pelit), maka saya berencana membuat grass block sendiri namun karena susah dan bingung buatnya akhirnya saya buat paving block (tipe con block) dengan tengahnya saya kasih potongan paralon 1 1/2“ setinggi paving block (pada gambar paling kanan).

Paralonnya juga sisa dari potongan pipa dari pembuatan pembuangan air untuk kamar mandi dan cucian. Proses pembuatan con block baik yang berlubang dan tidak berlubang mencampurkan semen ditambah pasir dan sedikit air (15% semen : 80% pasir : 5% air = 1 bagian semen + 4 bagian pasir + sedikit air, agar agak basah sedikit) 

Sedangkan alat cetaknya saya buat dari penutup casing PC yang sudah tidak terpakai lagi dengan pengunci engsel.

 

Paving conblock buatan sendiriPaving conblock buatan sendiri

Namun bila sudah jadi tercetak supaya keras harus di jemur dibawah sinar matahari tidak langsung selama kurang lebih 28 hari atau sebulan. Karena saya baru membuatnya maka saya harus sabar menungguWinking smile sekitar sebulan lagi untuk memasangnya.

Thursday, April 17, 2014

Hemat energi = hemat biaya (listrik 3/Lampu)

Dalam menghemat energi yang kita gunakan maka saya berpikir bagaimana memulainya, lalu terpikirlah oleh saya yaitu memulainya dengan menghemat listrik.

Karena rumah saya dibangun dari nol bukan jadi maka lebih mudah namun lebih lama, yaitu dengan memperbanyak bukaan untuk cahaya masuk ke dalam rumah terlebih cahaya alami yaitu sinar matahari.

 

DSCN5778Pertama-tama saya menggunakan jendela kaca dengan tinggi 1 meter lebar 25 cm, dengan begitu sinar dengan mudah masuk ke dalam rumah namun tetap diberii tabir berupa viterase dahulu agar panasnya dapat tersaring baru di tutup gorden.

 

Mungkin bagi segelintir orang viterase hanya sebagai hiasan saja namun sebenarnya viterase berguna untuk memfilter cahaya matahari yang masuk, sehingga di dapat hangat dan sinarnya tapi terhindar dari menyengatnya panas sinar matahari yang masuk.

Dengan begitu di kala adanya cahaya yang masuk kebutuhan akan lampu menyala bisa kita kurangi. Bisa juga dengan cara menempatkan 2 buah atau lebih di plafon yang bisa menerangi ruangan dengan watt kecil, dengan begitu pandangan kita bisa lebih baik dan mata dapat lebih rileks dalam melihat sekeliling.

 

Jangan seperti yang biasa kita lakukan atau terlebih saya dahulu hanya bergantung pada 1 lampu berdaya besar untuk satu ruangan misal ruang keluarga.

 

led-light-bulbAda juga yang saya lakukan adalah dengan menggunakan lampu LED rumahan dari Philips 5 watt bergaransi setara 40 watt (bukan promosi loh,bisa saja dengan merk lainnya yang pasti LED), dimana lampu LED tidak menyebabkan lampu panas ketika kita pegang dan memiliki watt yang kecil.

 

Namun karena lampu LED yang mempunyai nama atau merk mahal, saya hanya mampu beli 2 saja saat ini lalu membeli 4 buah lampu LED rumahan tanpa merk 2 watt bahkan tanpa garansi. Awalnya agak aneh kala menggunakannya karena cahaya sinarnya menyebar dan terasa fokus terangnya namun lama kelamaan terbiasa juga.

 

Sudah setahun ini saya menggunakannya dan masih bagus-bagus saja baik yang bermerk maupun tidak. Hanya saja masalah yang ada saat pertama kali membelinya saja harganya jauh diatas lampu yang biasa, ya gak papa lah asalkan hemat listrik itu saja pikir saya. Mahal di awal namun setelah itu biaya listrik bisa ditekan.

 

Selain itu yang saya rasakan bisa untuk mengganti cahaya lampu adalah penggunaaan glass block, dengan penggunaan dan peletakan yang sesuai yaitu searah matahari masuk bisa juga menghentikan kita untuk selalu menyalakan lampu di pagi dan atau siang hari atau hingga tidak ada cahaya matahari masuk lagi.cahaya dari glass block dan ventilasi

 

Glass block

 

 

Jangan lupakan ventilasi yang fungsi awalnya sebagai tempat sirkulasi udara bisa memasukkan bias sinar matahari masuk ke dalam rumah. Terlebih bila ventilasi itu dari kaca agar lebih maksimal cahaya yang masuk namun agar binatang tidak masuk diberi kawat nyamuk dahulu.

 

 

 

ventilasi dengan kawat nyamukVentilasi kaca dengan kawat nyamuk

Wednesday, April 9, 2014

Hemat energi = hemat biaya (listrik 2)

Kali ini saya akan berbagi secara detail mengenai menghemat listrik dalam hal pencahayaan terlebih dahulu, kenapa…?

Karena sering kali kita sering menyepelekan ini karena menganggap bahwa berapa sih besar watt sebuah lampu dan juga harganya juga tidak mahal yang umum beredar di pasaran.

 

Pada judul saya Hemat energi = hemat biaya (listrik 1) sudah sedikit saya singgung biaya listrik saya Rp 150.000 – Rp 200.000 dalam sebulan, mungkin bagi beberapa orang itu biasa saja masih standar bahkan mungkin juga ada yang bilang masih murah.

 

Namun bagi saya itu cukup mahal dan masih bisa dihemat lagi pengeluaran tersebut. Tapi itu sesuai lah dengan barang-barang elektronik yang ada di rumah yaitu

1) 2 buah PC

2) 1 buah televisi standar biasa dan DVD Player

3) 1 buah kipas angin berdiri (yang bisa ditinggikan dan turunkan)

4) 1 buah kipas angin duduk

5) 1 buah kulkas

6) 1 buah mesin cuci

7) 1 buah setrika

8) 1 buah tape compo

9) 2 buah mesin pompa air

 

Yang pasti sering dipakai adalah kulkas yang nonstop 24 jam hidup kecuali padam lampu, ya iyalah klo padam lampu mana hidup betul gak.

 

Lalu mulai lah saya bergerilya di dunia maya searching di internet dan banyak membaca buku yang banyak membahas cara menhemat listrik. Memang banyak bertebaran informasi di internet dan buku-buku hingga bertambahlah pengetahuan saya tentang bagaimana caranya melakukan penghematan.

 

Dalam sebuah buku Readers Digest edisi khusus dengan judul LANGKAH HIJAU Selamatkan Bumi yang saya dapat ada informasi mengenai perangkat elektronik dengan konsumsi listrik yang paling besar yang bersumber dari WWW.WWF.OR.ID, akan saya tulis ulang agar para pembaca bisa mengetahuinya.

 

  1. Perangkat elektronik apa mengkonsumsi listrik paling besar di rumah?
  2. * Pendingin ruangan 38%
  3. * Komputer 10%
  4. * Penanas nasi 10%
  5. * Mesin cuci 9%
  6. * Setrika 9%
  7. * Pompa air 6%
  8. * Lampu 5%
  9. * Pemanas air 4%
  10. * Kipas angin 3%
  11. * Lemari es dan televisi 2%
  12. * Radio/tape 1%

Monday, April 7, 2014

Hemat energi = hemat biaya (listrik 1)

Kali ini saya akan berbagi kisah dan pengalaman lebih jauh untuk hemat energi dalam hal ini listrik. Yaaa…..listrik pastinya kita semua menggunakan listrik, hampir semua barang dan alat di rumah menggunakan listrik. Contoh jelasnya ya saat ini saat para pembaca yang baik hati lagi membaca tulisan saya baik melalui smartphone, laptop, pc dan lain sebagainya pasti memerlukan energi listrik untuk menghidupkannya.

“Maaf mas, saya menggunakan smartphone kan tidak harus terus-terusan menyambung ke stop kontak untuk listriknya” mungkin pertanyaan yang kurang lebih intinya sama bermunculan.

 

Klo PC ya jelas harus terus dihubungkan dengan listrik tapi mengenai smartphone, laptop atau alat portable lainnya memang tidak harus terhubung dengan listrik. Tapi coba pambaca sekalian lebih teliti lagi memang benar semua itu menggunakan baterai yang bisa di isi ulang, tapi saat mau isi ulang kan harus menyambungkannnya ke stop kontak di rumah dulu hingga penuh baru deh kita bisa menggunakannya.

 

Saya akan berbagi tip yang saya lakukan di rumah saya secara detail namun mungkin ada kesalahan yang terjadi, karena saya juga baru untuk menghemat energi sejak membangun rumah. Sebelumnya ketika masih tinggal ya sama listrik main pakai saja tanpa memikirkan lebih jauh masa depan dan biayanya.

 

1. Cahaya alami dari jendela, pintu dan ventilasi serta glass block

Indonesia terkenal dengan negara beriklim tropis dimana matahari bersinar sepanjang hari, bulan dan tahun. Itu bisa kita gunakan sebagai sumber cahaya pengganti lampu di waktu mentari bersinar agar masuk ke dalam rumah, jadi kita bisa sedikit berhemat.

 

Pintu dengan kisi-kisi anginOleh karena itu saya menggunakan pintu dengan kisi-kisi (lubang) di tengahnya agar bias cahaya matahari bisa masuk melalui kisi kisi tersebut. Memang tidak seberapa cahayanya namun bila diaplikasikan di beberapa pintu menuju luar rumah yang terkena cahaya matahari, saya rasa sudah cukup.

 

 

3 buah jendela ruang keluargaLalu kita berpindah ke jendela, disini saya menggunakan jendela kaca memanjang yang bisa dibuka tutup. Dengan adanya jendela kaca maka cahaya bisa leluasa masuk ke dalam rumah tapi yang harus diingat saat menggunakan jendela kaca adalah kita harus tetap memberikan tabir. Kalo saya menggunakan vitrage sebagai tabir agar cahaya matahari yang masuk tidak terlalu frontal ke dalam yang bisa-bisa menyebabkan suhu rumah jadi  meningkat (panas)

 

ventilasi dengan kawat nyamukVentilasi juga berperan untuk memasukkan cahaya matahari untuk masuk walau bidangnya kecil namun harus hati-hati karena celah lubang ventilasi bisa jadi menjadi jalan keluar binatang misal nyamuk. (jadi ingat lagu syair Enno Lerian “Banyak nyamuk di rumah ku…<nyamuk nakal>”). Hal ini bisa kita siasati dengan memberi kawat atau kasa nyamuk pada ventilasi untuk menghindari nyamuk masuk.

 

glass blockTak kalah pentingnya adalah glass block juga dapat memasukkan cahaya alami atau buatan yang ada didekatnya misal lampu, jadi ini dapat menambah sumber cahaya untuk masuk ke dalam rumah selain itu menambah keindahan rumah bila dipasang dengan baik dan benar.

Namun alangkah baiknya bisa cahaya yang masuk ke dalam rumah melalui glas block adalah cahaya alami yaitu cahaya matahari.

 

Thursday, April 3, 2014

Hemat energi = hemat biaya = menyelamatkan bumi

hemat energi hemat biayaSetelah sebelumnya saya menulis tentang apa itu rumah hijau, kini saya akan lebih fokus membicarakan yang namanya biaya.

 

Setiap kita di dunia ini pasti memerlukan biaya untuk hidup apalagi di zaman yang dimana semakin hari semakin mahal saja yang namanya biaya tersebut. Biaya makan, biaya bumbu dapur, biaya beli pulsa, biaya bensin dan masih banyak lagi biaya yang kita gunakan sehari-hari baik besar maupun yang kecil.

 

sumber gambar

 

Kalo dihitung-hitung selama ini saya menghabiskan biaya bensin motor rata-rata Rp 10.000 – Rp 15.000  per hari jika selama sebulan berarti kisaran Rp 300.000 – Rp 450.000, itu belum lagi diluar apabila ban kempes atau bocor dan lain sebagainya saat berkendara setidaknya sebulan harus mengeluarkan sekitar Rp 600.000

 

Itu baru biaya kendaraan motor, belum lagi biaya listrik yang harus dikeluarkan per bulannya sekitar Rp 150.000 – Rp 200.000 terutama di rumah saya ini PDAM belum masuk jadi masih mengandalkan pompa air untuk menyedot air di sumur dialirkan ke tendon air sebagai  penyimpanan.di saat kemarau.

 

Rumah Hijau

Ada yang tahu apa itu Rumah Hijau gak..?!?!?!

Menurut pendapat pribadi saya, rumah hijau itu intinya sebuah rumah yang ramah lingkungan. Bagaimana menurut kalian semua ?

logo rumah hijau

sumber gambar

 

Lalu pasti di benak kita akan terlintas pertanyaan kenapa rumah harus ramah lingkungan..?!?!?!

 

Ahhhh…kok malah balik tanya sih…dan apa pula ramah lingkungan itu? Mungkin itu pula yang kalimat selanjutnya yang ada dalam pikiran pembaca sekalian yang terhormat dan mulia terutama saya.

 

Iya…ramah lingkungan, itu loh yang sekarang sering terdengar dimana-mana. Dari pada bingung dan susah cari-cari kedua pengertian tersebut nih saya kasih apa itu Rumah Hijau dan apa itu teknologi ramah lingkungan yang saya ambil menurut OkeZone.com (rumah hijau) dan  Belajar nyooook (ramah lingkungan) .

 

Masih banyak lagi artikel dan bahasan tentang rumah rumah hijau, kalian semua para pembaca bisa liat-liat beritanya di dunia maya tentang itu atau bahkan lebih tahu dari saya. (maklum saya masih baru dalam hal ini, saya hanya ingin berbagi pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki saja)

 

Jadi saya menyimpulkan sendiri bahwa rumah hijau adalah sebuah rumah yang ramah lingkungan, dimana rumah tersebut tidak merusak lingkungan sekitar serta menjaga dan melestarikannya saat pembangunannya dan setelah pembangunannya. Pengunaan energi sehemat mungkin agar terhindar dari pemanasan global yang sekarang sering kita alami dimana cuaca terasa cukup panas dari sebelum-belumnya

 

Pastinya pembaca bertanya-tanya kenapa kita perlu hemat energi sedangkan orang di luar sana semena-mena boros akan energi terutama listrik.