Tuesday, October 28, 2014

Tanaman depan teras rumah

Pertama kali aku tinggal di rumah ku ini halaman depan rumah hanya berupa hamparan gambut yang hitam yang masih terlihat dan tampak sisa-sisa lapukan kayu yang tak bisa terurai atau hancur seutuhnya.

Parit saja belum selesai kukerjakan hingga menembus pagar samping, becek selalu saja jadi hiasan halaman tersebut.Penurunan gambut semakin membuat genangan menjadi sebuah banjir hingga teras selalu kotor oleh naiknya muka air.

halaman depan rumah pertama kali

Setelah 3 bulan kemudian dibuatlah saluran air hingga menembus ke dinding pagar lalu jatuh ke lubang samping pagar, dan tidak hanya itugambut di halaman depan pun ditambah pasir kasardan pasir halus setinggi batas parit.

Parit telah jadi dan halaman telah ditimbun pasir

Awalnya hanya 10 tanaman dalam pot saja kuletakkan di disana, niatku agar lebih sedap dipandang mata daripada kosong dan 2 buah stapping agar tidak monoton terlihat. Tak berapa lama sekitar 3 hari setelah ditimbun pasir muncullah beberpa rumput liar mulai menutupi pasir namun tumbuhnya sangat jomplang ada yang tinggi dan ada yang rendah serta tidak bagus rumput liarnya tidak hijau agak kekuning-kuningan.

Kupikir mungkin karena gambut dimana zat besinya masih banyak terkandung dan kurang baik bagi tumbuhan untuk hidup, maka kubuat beberapa lubang menggunakan linggis di campuran pasir dan gambut tersebut lalu ku masukkan kapur dolomit. Setelah dimasukkan kapur dolomit kututup lagi lubang tersebut dan kutabur pula kapur dolomit tersebut diatas pasir tersebut.

tanaman setelah dipecah menjadi banyakDari 10 tanaman dalam pot tersebut akhirnya tumbuh besar yang mengakibatkan harus dipecah atau pisahkan cabangnya, hingga jadilah seperti sekarang hingga kini mempunyai 25 tanaman dalam pot. Sehingga terasa penuh dan tidak terurus karena kekurangan lahan untuk menyimpannya dan agak menyita waktu yang lebih untuk mengurusnya.

Dari situ baru saya mengerti dan paham maksud teman saya bila tanaman cukup  punya 2 buah saja, ntar juga berkembang biak dan mulai susah ngurus dan cari tempat nyimpannya. Kini saya  mengalaminya sendiri, oleh karena itu saya menghimbau para pembaca bila ingin mempunyai tanaman di halaman awalnya jangan banyak dulu karena nantinya pembaca sudah bingung untuk menyimpannya dan mungkin akan muncul kejenuhan, karena tanaman/tumnuhan itu juga makhluk hidup yang akan berkembang biak.

semakin banyak pot dan tanamansemakin banyak pot dan tanamansemakin banyak pot dan tanaman

Selain itu biasanya biji cabai juga ku semai yang didapat dari mana pun sehingga semakin banyaklah pot yang ada, kebanyakan dari rumah orang tua dan sisa dari pembelian gorengan. Ada juga biji jeruk sambas yang kukumpulkan dari sisa aku memakan jeruk sambas disaat aku memakannya dirumah teman saat lebaran idul fitri.

Tuesday, October 21, 2014

Lucunya…..belajar menanam cabe

Aku yang tak pernah menanam cabe dan tidak memperhatikan orang tuaku dulu saat mereka menanam cabe di pekarangan rumah…..hampir dibuat putus asa dalam menanam cabe.

Aku menanamnya dari biji yang kudapat saat isteri atau mama ku atau orang yang kukenal sedang memotong cabe kuambil bijinya dari pada sayang dibuang. Biji tersebut kutanam dalam pot agar mudah perawatan dan mudah untuk dipindah-pindahkan.

Setelah beberapa lama sekitar 3 bulan kok gak tumbuh biji cabenya menjadi tanaman malah tumbuh rumput di pot plastik. Ku katakan pada isteri kok malah tumbuh rumpu sih padahal kan ditanam biji cabe seharusnya biasanya muncul kecambah lalu daun barulah tampak jelas batang dan daunnya.

Aku pun penasaran kulihatlah di internet bagaimana pertumbuhan cabe dari biji hingga berbuah cabe lagi, ternyata oh…ternyata pertumbuhan cabai ketika daun muncul adalah seperti rumput. Jadi selama ini yang kucabut adalah anak nya, kalo saja ku tahu pastilah gak kucabut tapi biarlah itu menjadi pelajaran ku dalam belajar bertanam ria.

Ooo..inilah rupa tanaman cabe masih kecil (anak)Tanaman cabe sudah menghasilkan cabe tinggal petik

Sempat tertawa kecil aku dibuatnya begitu bodohnya diri bahwa yang dicabut itu anak pohon cabe bukan rumput liar (hehehehehe). Semoga lain kali aku lebih banyak menimba ilmu kepada yang berpengalaman dan ahlinya dalam bercocok tanam

Penuhnya halaman oleh tanaman

Tak terasa kini penuh sudah halaman depan teras rumah dengan berbagai macam tanaman dalam pot, yang sebelumnya tidak pernah kubayangkan hingga begini. Dulu pertama kali sih hanya sekedar mencoba dan berkhayal untuk menempatkan beberapa buah pot berisi tanaman agar ada nuansa alaminya.

tampilan tanaman di halaman sekarangNamun seperti inilah sekarang (foto disamping) untuk mencabut rumput liar saja susahnya minta ampun. Gak ada jalan tuk kaki melangkah terpaksa bila harus membersihkan sampah pas dekat pagar harus memindahkan dulu beberapa pot baru deh bisa membersihkannnya.

Namun tetap bersyukur juga karena sekarang bisa memiliki berbagai macam tanaman dari buah, bunga dan daun. Selain memperindah juga sebagai sirkulasi udara, tapi gak mungkin juga kalo dibiarkan begini terus bisa menjadi semak dan menjadi pemandangan yang gak bagus.

Padahal dulunya ini hanyalah berupa hamparan gambut yang kubiarkan tidak dicor semen disebabkan aku ingin memiliki taman kecil depan teras rumah, yang bila hujan turun becek melanda dan muncratan air yang jatuh ke tanah membaw gambut ke teras rumah membikin kotor teras.

Halaman waktu dulu

Hamparan gambut tersebut ku beri batu-batu kecil dan kerikil yang ada dari sisa lebih saat ngecor pondasi pagar, kadang juga sisa semen beku yang tak bisa terpakai lagi ku hamparkan diatasnya. Seiring waktu gambut mengalami penurunan sehingga meninggalkan bekas hamparan batu kecil dan kerikil serta serat kayu dari batang pohon.

Untuk menaikkan permukaan tanah agar tidak terjadi genangan ku putuskan untuk menimbunnya dengan pasir kasar dan halus itu pun dapatnya dari sisa-sisa pembangunan pagar. Lalu masih ada dalam tong plastik campuran dedaunan dan gambut serta ranting (sudah diranjang-rajang)biasa untuk membuat bokashi, langsung saja ku keluarkan isinya dan ku hamparkan diatas pas.

Awalnya tiada sama sekali rerumputan namun setelah memberi batu kecil, kerikil, pasir dan bokashi mulai muncul tunas-tunas rerumputan hingga rumput sekarang. Oh iya tidak lupa kuberi pupuk dasar setelah itu semua dengan kapur dolomit dengan cara menaburkannya sebanyak satu genggaman tangan keatasnya, dimana fungsinya untuk menurunkan derajat keasaman gambut menuju netral. Selain kapur dolomit bisa juga dengan kompos namun lebih praktis kapur dolomit tinggal beli bawa ke rumah dan tabur dari pada kompos.

Tidak lupa pula kubuat lubang seperti lubang biopori yang kugunakan untuk mengalirkan air supaya genangan yang ada tidak menjadi banjir. Kubilang seperti karena yang kugunakan adalah pipa 1” dengan panjang 30 cm saja. Lubang tersebut kututup dengan stepping agar memperindah halaman.

Thursday, October 16, 2014

Bunga kertas (bougenville) berbunga lagi

tanamanAkhirnya setelah 6 bulan perjuanganku membuahkan berhasil juga, dimana bunga kertas atau bougenville yang kubawa dari orang tua ku yang jarang sekali bahkan sudh setahun tidak berbunga sekarang mulai berbunga.

Gambar disamping kuambil sekitar bulan agustus terlihat sangat jauh karena dulu aku meragukan tanaman ini akan berbunga lagi, jadi aku menyimpan di halaman depan teras rumah hanya sebagai penambah hiasan saja. Tapi tetap aku berusaha agar menumbuhkan bunganya tetap saja tak kunjung berbunga dari menyiramnya 2 hari sekali, memberikan kompos lalu memotong beberapa dahannya  berpikir akan tumbuh bunganya tetap saja tak kunjung berbunga.

GrowmoreAku pun menggunakan Growmore sebuah pupuk buatan untuk daun dimana aku menggunakannya 1x seminggu karena aku berusaha untuk menghindari menggunakan pupuk buatan berusaha untuk menggunakan pupuk alami, cuma 8 kali atau 2 bulan saja aku menggunakannya. Pikir ku karena cukuplah 8 kali pemakaian sesuai dosis daun kembali tumbuh segar dan akhirnya bunga pun bermekaran, ternyata agak sedikit jauh dari perkiraan, pertumbuhannya batang semakin besar dan tumbuh cabang-cabang baru yang semakin besar tanaman bougenville ini.

Namun daun cepat sekali berguguran hingga membuat banyak sampah sebelum bunga bermunculan, hampir putus asa dan kebosanan pun melanda karena sepertinya bukan daun yang hijau dan bunga yang indah yang ada namun sampah dari daun yang berguguran lah hiasi tanaman tersebut.

Hingga akhirnya kubiarkan saja apa adanya dengan mengurangi pemakaian Growmore hanya sebulan sekali hingga 2 minggu yang lalu sekitar 27 September 2014 aku menemukan di dunia maya yang namanya ZPT (zat perangsang tanaman), tapi kebanyakan hanya sebagai peransang saja tidak ada yang lainnya, hingga aku menemukan sebuah pupuk plus ZPT terkandung didalamnya.

D.I GrowAku pun kembali mencari lebih tahu dan banyak tentang produk-produk pupuk plus ZPT, hingga dimana aku memutuskan menggunakan D.I Grow. D.I Grrow ini berbentuk cairan yang terbuat dari rumput laut Acadian Seawed,karena terbuat dari ekstrak rumput laut inilah alasan utama aku memilihnya.

Aku mencoba membelinya yang botol kecil saja di toko pertanian di kota ku yang isinya 250 ml pada label kemasannya, seharga Rp 60.000

Setelah membeli aku kembali ke rumah orang tua ku untuk searching dan browsing tentang penggunaannya walau pun di kemasan botolnya sudah tertera dosis penggunaannya, hanya sekedar memastikan saja.

Esok harinya aku menggunakannya untuk diaplikasikan pada tanaman bougenvile atau kertas tersebut yang sebelumnyan sudah ku kasih Growmore terlebih dahulu. Daannnnnn…..syukur alhamdulillah  mulai 2 hari yang lalu sudah mulai bermunculan bunga, tidak hanya itu saja tunas-tunas baru semakin banyak, daun pun warnanya lebih baik dan cerah 

Setelah pemberian Growmore dan D.I Grow foto saat sempat pada malam hariMaaf nih saat di foto pada malam hari karena pagi hari gak sempat mulu…kebanyaan lupa sih bukan karena sibuk (hehehehe)

Santai bakar ubi dulu

Sebenarnya siang itu aku hendak mencoba membuat briket arang dari daun kering yang berguguran namun malas melanda terlebih sengatan mentari siang sangat membakar kulit, jadi karena daun kering sudah terbakar di kaleng pembakaran serta kebetulan juga saat aku mengumpulkan daun kering aku cabut ubi karena lahannya mau ku tanam dengan jenis tanam lain.

Aku pun membakar ubi dan memakan ubi bakar yang kebetulan aku lapar hahahahahaha…

Keleng bekas berisi daun keringBeri besi untuk meletakkan ubiSaatnya bakar ubi (mmmmm)

Ubi yang telah matangKulita ubi yang telah sebagian terbukaAkhirnya masuk mulut, perut kenyang hati pun senang

Thursday, October 2, 2014

Mesin pompa air untuk sumur gali

Kali ini saya akan menceritakan tentang kisah suka duka menggunakan mesin pompa yang biasadan banyak digunakan oleh rumah tangga, namun saat ini saya akan membahas kisah dukanya yang membuat saya harus menunggu lama air tersedot oleh pompa air setelah setahun saya menggunakannya.

Pompa itu untuk memompa air dari sumur gali ke fiber glass bawah yang terletak di lantai satu dan memompa dari fiber glass bawah ke fiber glass yang berada diatas di tempat jemuran, kurang lebih telah digunakan sekitar 1 tahun. Dengan pompa tersebut saya atau isteri tidak susah untuk mengisi air di bak kamar mandi  karena tinggal buka kran air mengucur lancar dan deras  dari penampungan fiber glass atas

Mesin pompa panasonic

Dengan menyambung pipa-pipa dan beberapa stop kran tepatnya 4 buah dimana 2 buah stop kran pipa menghubung dari sumur ke fiber glass bawah dan 2 buah stop kran lagi menghubung  dari fiber glass bawah ke fiber glass atas. Awal pembuatan itu adalah bapak saya yang kebetulan memang hobi dan memang bidangnya di air tepatnya dikenal ahli pengairan oleh orang-orang.di daerahku serta kebetulan sempat kerja di PU bagian pengairan.

Dengan ilmu dan pengalamannya lah bapak merancang semua itu sehingga dengan pompa air listrik, pipa-pipa dan fiber glass, saya yang tinggal di rumah ini bisa menikmati air untuk seluruh aktifitas tidak susah lagi.Namun yang terjadi setelah setahun mulai menunjukkan gejala bermasalah awalnya susah untuk memompa dari fiber glass bawah ke fiber glass atas lalu dilanjutkan tidak kuatnya mesin pompa air untuk menyedot air yang berada di sumur gali, sudah setengah jalan di pompa air tak kunjug dari mengalir ke mesin mengakibatkan panasnya mesin pompa air dan kadang kala sampai berbunyi saking panasnya.

Jarak antara sumur gali dan mesin pompa sekitar 2 meter dan jarak permukaan air hingga bibir sumur sekitar 30 cm ketika musim hujan, bila tidak bisa menyedit karena musim kemarau dengan muka air turun sih masih dianggap wajar namun saat itu adalah musim penghujan.

sumur galiIngin sekali mengganti mesin pompa air dengan yang lebih besar daya hisap dan dorongnya namun pastinya harganya mahal juga, kebetulan aku juga belum cukup untuk membeli yang  baru sesuai keinginanku yang lebih baik dan bagus speknya dari yang lama. Belum lagi ada ketakutan akan terjadi hal yang sama tidak tahan lama dan tidak lama aku menggunakan mesin pompa yang model yang sama walapun lebih baik dan bagus.

Setelah tanya sana sini dengan orang-orang dan berselancar di dunia maya, akhirnya kuputuskan untuk menggunakan mesin pompa yang di tempatkan di dalam sumur, aku pun bercerita keluh kesah ku pada bapak sebagai bahan referensi yang bagaimana pun bapakku lebih tahu akan air. Perdebatan pun mulai karena menurut bapak ku sesuai dengan ilmu dan pengalamannya pompa yang banyak orang gunakan seharusnya sudah bisa menyedot air di sumur ke fiber tanpa masalah dikatakan mungkin aku tidak sabar dan tidak benar dalam menggunakan mesin pompa airnya, namun ku bersikukuh bahwa yang terjadi di kenyataannya sangat susah dan lama untuk menyedot air mengakibatkan pulsa listrik cepat habis dan air pun tidak ada yang mengalir.

Kotak mesin pompa celup

Akhirnya setelah perdebatan panjang bapak ku ternyata membeli mesin pompa celup buatan cina bukan yang merk terkenal dan ternama. Namun itu pun sebenarnya dibeli oleh bapakku untuk menyedot air ketika banjir di rumah bapak karena tiap musim penghujan tiba rumah orang tua sering kebanjiran maka beli mesin pompa celup.

Yang sebelumnya pernah meminjam mesin pompa celup punya pamanku untuk menyedot air yang masuk rumah, namun tidak jadi dipakai karena air telah surut. Aku pun disuruh coba untuk menggunakan mesin pompa air celup di rumah ku untuk menyedot air dari sumur gali ke fiber glass.

Aku pun membawanya dan coba menggunakannya di rumah ku, setelah dipasang ternyata……sruuuup air tersedot dengan mudahnya dan tak membutuhkan waktu yang lama sekitar 20 menit fiber glass terisi penuh.

mesin pompa celup

Akhirnya aku menggunakan mesin pompa celup untuk menyedot sumur gali menggantikan mesin pompa air biasa. Yang bila musim kemarau sumur hanya berisi 1 gorong-gorong saja jika hari biasa 2 gorong-gorong sedangkan bila musim hujan sampai 3 buah gorong-gorong, kira-kira dalam sumur galinya sekitar 5 meter.

Sunday, August 31, 2014

Layaknya seperti biopori….???

Lubang biopori yang sudah lama dan sering didengungkan di mana-mana terutama di internet pada saya mencari jalan cara mencegah banjir di rumah, di dunia maya saya melihat begitu banyak dan antusisasnya masyarakat terhadap lubang biopori ini karena selain mengalirkan air masuk kedalam tanah juga dapat sebagai tempat pembuatan kompos.

Terlebih lagi bagi kebanyakan orang yang tinggal di jawa misalnya dimana halamannya tertutup oleh cor-coran bangunan dan jalan, pohon-pohon berdiri tegak dan kokoh berganti bangunan tegak berdiri dan kokoh. Sehingga air yang jatuh tidak bisa meresap kedalam tanah mengakibatkan tergenang dan bila terlalu lama akan menyebabkan banjir,

Biopori-300x300Biopori adalah metode resapan air bertujuan untuk mengatasi banjir dan meningkatkan daya resap air pada tanah dengan membuat lubang sedalam 80-100cm dengan diameter 10-30cm, sehingga bisa mengurangi genangan air.

Dan juga dapat mengisi lubang tersebut dengan sampah organik sehingga menghasilkan kompos dengan begitu dapat mengurangi permasalahan sampah dan memperbaiki tanah dengan komposnya. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R Brata, salah satu peneliti dari Instotut Pertanian Bogor.

 

Telah banyak yang mulai dan mengerti akan pentingnya Lubang Resapan Biopori (LRB), namun tidak sedikit pula yang masih menganggap remeh dan acuh akan LRB ini. Hal ini menurut saya sah-sah saja bila ada yang setuju dan tidak setuju atau suka dan tidak suka, semua dikembalikan setiap individunya seberapa pentingnya bagi mereka saat ini yang pastinya serta yang akan datang.

Bagi saya yang tinggal di Pontianak, Kalimantan Barat sedikit membingungkan, hal ini disebabkan oleh karakteristik dan sifat tanah yang berbeda. Bila di Jawa sebagian besar bahkan mungkin hampir 90% lebih adalah memang tanah datarannya , sedangkan di Kalimantan datarannya mungkin lebih 90% adalah gambut. Yang saya ketahui dan berpendapat dari membaca buku dan info di dunia maya gambut bukanlah tanah namun penumpukan atau penimbunan bahan organik secara alami. Maka lebih sering disebut han gambut namun ada juga yang menyebutkan gambut itu dengan tanah.

Halaman telah ditutup pasirYang saya alami dan rasakan selama ini bukan apakah gambut itu tanah atau lahan menyebutnya tapi yang saya rasakan adalah di saat musim penghujan gambut akan menyimpan air melebihi kapasitas serapnya sehingga menyebabkan becek dan tergenang. Bila di musim kering maka gambut tersebut akan kering dan rapuh sehingga mudah sekali terbakar jika terkena api bahkan bila membuang puntung rokok masih menyala belum mati benar bisa memicu kebakaran.

Dari kebakaran tersebut menyebabkan asap yang bisa mengganggu aktifitas semua makhluk hidup yang ada…..oh iya gambut juga memiliki sifat lembut dalam arti bila kita injak kaki kita akan masuk lebih dalam dan serasa tersedot kedalam

 

Oleh karena itu pada halaman depan saya yang masih bergambut saya cangkul dan ambil gambutnya sekitar 30cm lalu ditimbun batu kali dan kerikil setebal 10cm, batu kali dan kerikil tersebut diratakan agar mempunyai permukaan rata namun tidak rapat ada celah sedikit.Sisa ketinggian yaitu 20 cm saya timbun dengan pasir kasar. agar rata pasirnya saya siram dengan air secukupnya agar basah saja.

Pengerjaan menimbun dengan batu kali, kerikil dan pasir dalam 1 hari lalu dibiarkan 5 hari terkena panas sinar matahari dan jatuhnya air hujan, lalu hari ke 6 barulah saya membuat lubang dengan tongkat kayu sebesar pipa 2” sedalam 10cm. Pada lubang tersebut saya masukkan pipa paralonnya yang telah dipotong sepanjang 60cm, karena gambut sangat mudah memasukkan pipa tersebut namun sisakan 10cm dari pipa tidak ditimbun sekelilingnya oleh campuran batu kali, kerikil dan pasir.

Lubang yang diberi pipa paralon lalu di semendiletakkan pot bunga sebagai penghias dan penyerap CO2

Sisanya yang sedalam 10cm saya timbun dengan batu kali dicampur adukan semen dan pasir (1:1:1) sebagai penguat pipa pada lahan gambut. Agar tidak ada barang yang tidak diinginkan masuk misal sampah saya letakkan cetakan semen lingkar untuk menambah keindahan taman.

Lubang yang diberi pipa paralon lalu di semensemen yang dibentuk lingkaran diletakkan diatas lubang semen yang dibentuk lingkaran diletakkan diatas lubangdikelilingi oleh pot tanamanUbang yang telah jadidikelilingi oleh pot tanaman

Syukur alhamdulillah sekarang halaman saya bebas banjir dan becek saat hujan serta tidak kering dan rapuh saat kering/kemarau melanda. Tapi kalo untuk membuat kompos sih saya lom tahu karena pipa paralon selau terisi oleh air karena musim kering/kemarau lom tiba. Jadi selama ini hanya untuk menghidar genangan air saja.

Untuk menambah keindahan di letakkan beberapa tanaman dalam pot selain itu juga sebagai penyerap CO2 melepaskan O2 untuk sirkulasi udara.

Friday, May 9, 2014

Memanen air hujan (bagian 3 – tandon fiber glass dan tempayan )

Fiber GlassSetelah saya berbagi cara memanen air hujan dengan cara menggunakan paving dan parit dengan bak kontrol yang telah saya ceritakan pada tulisan sebelumnya, kali ini saya akan berbagi cara menampungnya dengan tandon fiber glass dan tempayan.

 

Dari bahannya saja saya mengira baiknya dan bagusnya menyimpan air adalah di dalam tempayan karena menurut saya lebih jernih, lama berlumut namun mudah pecah dan kurang bisa dipindah-pindahkan.

 

Tempayan semenSedangkan di tandon fiber glass air kurang jernih bila tanpa penjernih air, cepat berlumut/kotor namun lebih kuat terhadap cuaca dan mudah untuk dipindah-pindahkan. Itulah pendapat pribadi saya mungkin ada yang kurang dan lebihnya bahkan salah saya mohon maaf.

 

Fiberglass dengan ukuran 1050 liter saya letakkan dekat sumur gali dengan jarak 1 meter, menggunakan pompa air biasa untuk menyedot dari sumur gali mengalirkannya ke fiberglass melalui pipa. Namun pada pompa air pipanya saya cabangkan karena pompa itu juga berfungsi sebagai mengalirkan air dari fiberglass ukuran 1050 liter yang berada di bawah ke fiberglass diatas berukuran 650 liter.

 

DSCN5690Yang sering terjadi adalah air akan kotor saat dipindahkan dari sumur ke fiberglass bawah, oleh karena itu saya akan menunggu 1 –2 jam hingga kotoran mengendap dulu baru dialirkan ke fiber atas.

Kadangkala bila kotor sekali biasanya pada musim kemarau saat air tanah surut tanah akan ikut tersedot kedalam fiberglass bawah, saya menggunakan tawas atau PAC untuk mengendapkan kotorannya kedasar fiberglass dulu.

DSCN5482

 

Sumur gali terletak tepat di depan pintu garasi sedangkan fiberglassnya di samping garasi dan pompa air diletakkan didalam garasi, untuk menghubungkan sumur dengan pompa dan fiberglass saya menggunakan pipa 1/2 inchi lalu saya cabangkan satu untuk menyedot dari sumur dan fiberglass bawah serta mengalirkan ke fiberglass bawah dan fiberglass atas menggunakan stop kran.

 

 

Agar tidak lupa di atas mesin pompa air ditempel tulisan cara membuka tutup stop kran untuk

Thursday, May 8, 2014

Membuat paving sendiri

conblock tru-pave

Paving Block adalah salah satu produk bahan bangunan yang terbuat dari komposisi campuran semen portland atau bahan pereket hidrolis sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton. Bahan bangunan ini digunakan sebagai salah satu alternatif pengerasan permukaan tanah atau dijadikan penutup tanah dan dikenal juga dengan sebutan bata beton (concrete block) atau conblock. (sumber:pd-mja)

Paving telah jadi tinggal tunggu kering dan mengerasDengan menggunakan paving maka kita bisa membuat jalan yang dikeraskan namun tetap bisa  meresapkan air ke dalam tanah, karena dasar peletakannya tanah. Hal ini menyebabkan air hujan atau air yang melewatinya dapat terserap langsung ke dalam tanah sehingga mengurangi timbulnya banjir, daripada kita mencor atau menutup habis halaman kita dengan semen.

 

Kita tau bahwa dengan banjirnya halaman rumah dapat menyebabkan kerusakan barang-barang yang ada dirumah karena air. Oleh sebab itu saya tidak menutup atau mencor halaman depan saya yang menghdap jalan dengan cor tapi dengan paving, paving tersebut saya buat sendiri karena biayanya lebih murah dan hemat namun memerlukan tenaga dan waktu.

 

EmberDengan perbandingan 3:1 antara pasir dan semen, biasanya saya menggunakan ember plastik yang biasa tukang bangunan pakai untuk mengaduk semen ditambah sedikit air. Saya membuat paving yang biasa saja yaitu conblock.

Dengan alat cetak yang sudah saya singgung sebelumnya walau sekilas terbuat dari casing CPU (komputer desktop) yang diberi engsel agar mudah dibuka saat campuran semen dan pasir serta air telah terbentuk.

 

Dalam sehari saya hanya mampu membuat 10-15 buah paving, namun harus diingat saat musim penghujan paving lama keringnya dan kadang kala malah pecah. Pengeringan sebaiknya dilakukan selama 28 hari agar hasil yang ada kuat dan tahan lama.

Pembuatan dan alat cetak paving

Dengan membeli 1 sak semen kira-kira seharga 60rb dan pasir 1 pick up kira-kira seharga 200rb kita bisa membuat 500 buah paving, berarti kita mengeluarkan uang kurang lebih 260rb ditambah pembelian sendok semen dan ember totalnya 300rb kita sudah bisa membuatnya. Coba bandingkan jika kita membeli conblock jadi di pasaran kisaran harga terendah 6000, jika kita membeli 500 buah berarti 3 juta uang yang harus kita keluarkan.

 

Dengan begitu kita bisa hemat 2,7 juta atau 1/10 nya kita bisa gunakan uang tersebut untuk yang lainnya, tapi yang harus kita keluarkan adalah tenaga dan waktunya.

Sunday, April 27, 2014

Memanen air hujan (bagian 2-parit dengan bak kontrol )

Pembuatan parit menggunakan cangkul

Selain menggunakan paving sebagai daerah penangkap air saya menggunakan parit seperti biasanya hanya saja yang membedakan parit saya adalah air yang ada tidak saya alirkan langsung ke parit besar atau sungai namun saya arahkan ke bak dulu kalo luber baru ke parit besar atau sungai. Bak yang saya buat ada 2, dimana yang satu sebagai bak kontrol berada di dalam pagar rumah sedangkan yang satunya bak penampungnya berada diluar pagar rumah.

 

 

Pagar pembatas sebelah kiri bak kontrol, kanan penampungCukup lama saya membuat parit sekitar 1 bulan dan bak kontrol dan penampung hingga tulisan ini ada belum jadi, karena terkendala musim penghujan dan membuatnya juga hanya di hari libur yaitu hari minggu sajaOpen-mouthed smile.

Gambar di samping adalah pagar dimana nantinya akan sebelah kiri pagar pada gambar dibuat bak kontrol seluas 50cm x 20cm, sedangkan sebelah kanan dibuat bak penampungnya.

 

saluran paritParit yang saya buat sepanjang pagar  menghadap keluar rumah  namun disebelahnya saya buat taman mini untuk pemandangan dan depan garasi sebelah tempat pemasangan paving. Namun yang harus diperhatikan adalah penumpukan tanah, pasir atau sampah pada dasar parit, yang bisa mengkibatkan tersumbatnya parit menimbulkan bau tidak sedap dan meluap ke tempat yang tidak diinginkan.

Pada ujung parit kemana akan kita buang air hujan tersebut disana saya buat bak kontrol itu. Lalu dengan pipa saya sambungkan ke bak penampung namun hingga saya tulis kisah ini saya belum membuat bak penampungnya baru bak kontrol saja.

saluran parit jugasaluran parit menuju bak kontrol

Bak kontrol memang sudah jadi namun belum sempurna menurut saya karena pada bak kontrol tersebut akan saya isi dengan batu, pasir kasar, pasir halus, ijuk, spon/ busa.

Jadi selama ini air parit mengalir ke bak kontrol yang nantinya akan disi di buang ke halaman samping menebus pagar melalui pipa pralon.

Syukur bisa mengurangi banjir dihalaman rumah namun membuat banjir di tanah samping luar pagar rumah…hehehe

 

 

Bak kontrol yang belum jadibak kontrol jadi