Monday, April 7, 2014

Hemat energi = hemat biaya (listrik 1)

Kali ini saya akan berbagi kisah dan pengalaman lebih jauh untuk hemat energi dalam hal ini listrik. Yaaa…..listrik pastinya kita semua menggunakan listrik, hampir semua barang dan alat di rumah menggunakan listrik. Contoh jelasnya ya saat ini saat para pembaca yang baik hati lagi membaca tulisan saya baik melalui smartphone, laptop, pc dan lain sebagainya pasti memerlukan energi listrik untuk menghidupkannya.

“Maaf mas, saya menggunakan smartphone kan tidak harus terus-terusan menyambung ke stop kontak untuk listriknya” mungkin pertanyaan yang kurang lebih intinya sama bermunculan.

 

Klo PC ya jelas harus terus dihubungkan dengan listrik tapi mengenai smartphone, laptop atau alat portable lainnya memang tidak harus terhubung dengan listrik. Tapi coba pambaca sekalian lebih teliti lagi memang benar semua itu menggunakan baterai yang bisa di isi ulang, tapi saat mau isi ulang kan harus menyambungkannnya ke stop kontak di rumah dulu hingga penuh baru deh kita bisa menggunakannya.

 

Saya akan berbagi tip yang saya lakukan di rumah saya secara detail namun mungkin ada kesalahan yang terjadi, karena saya juga baru untuk menghemat energi sejak membangun rumah. Sebelumnya ketika masih tinggal ya sama listrik main pakai saja tanpa memikirkan lebih jauh masa depan dan biayanya.

 

1. Cahaya alami dari jendela, pintu dan ventilasi serta glass block

Indonesia terkenal dengan negara beriklim tropis dimana matahari bersinar sepanjang hari, bulan dan tahun. Itu bisa kita gunakan sebagai sumber cahaya pengganti lampu di waktu mentari bersinar agar masuk ke dalam rumah, jadi kita bisa sedikit berhemat.

 

Pintu dengan kisi-kisi anginOleh karena itu saya menggunakan pintu dengan kisi-kisi (lubang) di tengahnya agar bias cahaya matahari bisa masuk melalui kisi kisi tersebut. Memang tidak seberapa cahayanya namun bila diaplikasikan di beberapa pintu menuju luar rumah yang terkena cahaya matahari, saya rasa sudah cukup.

 

 

3 buah jendela ruang keluargaLalu kita berpindah ke jendela, disini saya menggunakan jendela kaca memanjang yang bisa dibuka tutup. Dengan adanya jendela kaca maka cahaya bisa leluasa masuk ke dalam rumah tapi yang harus diingat saat menggunakan jendela kaca adalah kita harus tetap memberikan tabir. Kalo saya menggunakan vitrage sebagai tabir agar cahaya matahari yang masuk tidak terlalu frontal ke dalam yang bisa-bisa menyebabkan suhu rumah jadi  meningkat (panas)

 

ventilasi dengan kawat nyamukVentilasi juga berperan untuk memasukkan cahaya matahari untuk masuk walau bidangnya kecil namun harus hati-hati karena celah lubang ventilasi bisa jadi menjadi jalan keluar binatang misal nyamuk. (jadi ingat lagu syair Enno Lerian “Banyak nyamuk di rumah ku…<nyamuk nakal>”). Hal ini bisa kita siasati dengan memberi kawat atau kasa nyamuk pada ventilasi untuk menghindari nyamuk masuk.

 

glass blockTak kalah pentingnya adalah glass block juga dapat memasukkan cahaya alami atau buatan yang ada didekatnya misal lampu, jadi ini dapat menambah sumber cahaya untuk masuk ke dalam rumah selain itu menambah keindahan rumah bila dipasang dengan baik dan benar.

Namun alangkah baiknya bisa cahaya yang masuk ke dalam rumah melalui glas block adalah cahaya alami yaitu cahaya matahari.

 

2. Sirkulasi udara yang baik bisa mengurangi panas

Udara sangat penting bagi kita bila kita tidak dapat menghirup udara secara bebas di rumah apa jadinya, kita bisa sesak napas bahkan bisa berujung kematian bila kita tak dapat pasukan udara bagi tubuh kita.

 

Dengan pintu yang mempunyai kisi-kisi, jendela yang bisa dibuka tutup dan ventilasi maka aliran udara akan lebih baik. Udara panas dari dalam dapat keluar dari dalam rumah dan udara sejuk dari luar bisa masuk ke dalam rumah pula terjadilah sirkulasi udara yang baik.

 

Betul gak para pembaca sekalian ?

 

Namun jangan sampai karena pintu kita mempunyai kisi-kisi kita jarang membukanya, baiknya sesekali bukalah pintu tersebut agar sirkulasi udara lebih maksimal. Setiap pagi saat kita masih di rumah sebelum melaksanakan aktivitas di luar jendela di buka dahulu sekitar 15-30 menit agar lewat jendela terjadi juga sirkulasi udara, namun bila musim penghujan tiba sebaiknya jangan dibuka karena tempias air huja akan masuk oleh angin yang berhembus. Ventilasi juga memberikan pertukaran udara yang baik bagi rumah namun jangan boros membuat ventilasi secukupnya serta jangan sampai memberi celah binatang kecil masuk dengan memberikan kawat atau kasa nyamuk.

 

3. Bentuk fisik bangunan juga mempengaruhi

Dalam hal bentuk fisik ini agak gampang-gampang susah dan yang paling utama ongkosnya Open-mouthed smile, kebetulan rumah yang saya tinggal sekarang bukan beli jadi namun bangun dari nol atau bangun dari awal berupa menggali dulu lalu podasi, dinding dan seterusnya hingga jadi sebuah rumah yang layak ditempati.

Mungkin bagi membeli rumah yang jadi kita agak sulit untuk menerapkan atau sedikit jadi dasar dalam membangun rumah hijau, namun ya sekali lagi “sulit belum tentu gak bisa”. Asal kita bisa menyiasati dan bereksperimen itu bisa saja.

 

Karena ini membicarakan apa yang saya lakukan pada rumah saya yang mungkin bisa jadi inspirasi baru bagi para pembaca sekalian.

 

Rumah saya luasnya 9m x 18m dengan luas garasi 6m x 6m dan ruangan lainnya seluas 9m x 12m, memang cukup besar. Namun yang paling besar adalah garasinya walau pun isinya hanya 2 buah motor saja tidak ada yang lain selain itu juga garasi difungsikan sebagai gudang dengan lemari kayu.

Mungkin di bentuk fisik ini saya akan panjang lebar menceritakannya karena inilah yang menjadi dasar saya untuk memiliki rumah idaman rumah hijau.

Dengan tinggi lantai ke plafon setinggi 4m serta antara plafon dan bumbung atap setinggi 3 meter jadi bila di totalkan tinggi rumah kurang lebih 7 meter. Oh iya lupa saya katakan rumah saya ini cuma 1 lantai saja namun bila dilihat dari luar seperti punya 2 lantai, hal ini sering membuat orang yang melihat rumah saya mengira rumah ini bertingkat padahal tidak.

 

Hal ini menyebabkan aliran udara lebih cepat berputar dan udara panas cepat lari keatas daerah ruang antara plafon dan bumbung atap. Ingat sifat tekanan udara

Sebagai informasi awal saja sebelum pembangunan rumah ini, saya menggunakan jasa arsitektur yang cukup baik dan bagus TOP BGT deh……yaitu abang saya sendiri Open-mouthed smile untuk merancang denah pembangunannya.

 

Namun jangan dikira karena arsitekturnya abang sendiri bisa dengan mudah dan cepat gambarnya rampung. Membutuhkan waktu 6 bulan hanya untuk gambar rumah jadi itu pun hanya dalam bentuk gambar lembaran-lembaran kertas. Karena ya hubungan keluarga lah bisa memperlamanya, terlebih bapak saya ikut andil dalam pembuatan gambar walau hanya sekedar ide, saran dan kritik tetap yang menterjemahkan ke gambar ya abang saya.

 

Hal ini diperparahkan lagi latar belakang kami yang beda-beda, saya yang akan menempatinya berlatar belakang ekonomi (kadang dan selalu memikirkan berapa besar untung ruginya dulu walo banyak ruginya Rolling on the floor laughing). Lalu Bapak saya dari teknik yang sempat kerja di PU, dosen mengajar pengairan dan irigasi. Selalu berpikir mengenai tekstur tanah, kemampuan tanah, sumber air di dapat dari mana dan imajinasinya mengenai rumah idamannya yang gak kesampaian (kata mba saya lah).

Dan sudah tentu abang saya yang seorang arsitek yang punya jiwa seni lebih baik punya pandangannya sendiri.

 

Disini lah terjadi intrik dan konflik yang sering terjadi membawa suka duka dan lain sebagainya, namun disanalah seninya yang membuahkan kenangan indah..

 

Bersambung

No comments:

Post a Comment