Setelah saya berbagi cara memanen air hujan dengan cara menggunakan paving dan parit dengan bak kontrol yang telah saya ceritakan pada tulisan sebelumnya, kali ini saya akan berbagi cara menampungnya dengan tandon fiber glass dan tempayan.
Dari bahannya saja saya mengira baiknya dan bagusnya menyimpan air adalah di dalam tempayan karena menurut saya lebih jernih, lama berlumut namun mudah pecah dan kurang bisa dipindah-pindahkan.
Sedangkan di tandon fiber glass air kurang jernih bila tanpa penjernih air, cepat berlumut/kotor namun lebih kuat terhadap cuaca dan mudah untuk dipindah-pindahkan. Itulah pendapat pribadi saya mungkin ada yang kurang dan lebihnya bahkan salah saya mohon maaf.
Fiberglass dengan ukuran 1050 liter saya letakkan dekat sumur gali dengan jarak 1 meter, menggunakan pompa air biasa untuk menyedot dari sumur gali mengalirkannya ke fiberglass melalui pipa. Namun pada pompa air pipanya saya cabangkan karena pompa itu juga berfungsi sebagai mengalirkan air dari fiberglass ukuran 1050 liter yang berada di bawah ke fiberglass diatas berukuran 650 liter.
Yang sering terjadi adalah air akan kotor saat dipindahkan dari sumur ke fiberglass bawah, oleh karena itu saya akan menunggu 1 –2 jam hingga kotoran mengendap dulu baru dialirkan ke fiber atas.
Kadangkala bila kotor sekali biasanya pada musim kemarau saat air tanah surut tanah akan ikut tersedot kedalam fiberglass bawah, saya menggunakan tawas atau PAC untuk mengendapkan kotorannya kedasar fiberglass dulu.
Sumur gali terletak tepat di depan pintu garasi sedangkan fiberglassnya di samping garasi dan pompa air diletakkan didalam garasi, untuk menghubungkan sumur dengan pompa dan fiberglass saya menggunakan pipa 1/2 inchi lalu saya cabangkan satu untuk menyedot dari sumur dan fiberglass bawah serta mengalirkan ke fiberglass bawah dan fiberglass atas menggunakan stop kran.
Agar tidak lupa di atas mesin pompa air ditempel tulisan cara membuka tutup stop kran untuk