Tuesday, October 28, 2014

Tanaman depan teras rumah

Pertama kali aku tinggal di rumah ku ini halaman depan rumah hanya berupa hamparan gambut yang hitam yang masih terlihat dan tampak sisa-sisa lapukan kayu yang tak bisa terurai atau hancur seutuhnya.

Parit saja belum selesai kukerjakan hingga menembus pagar samping, becek selalu saja jadi hiasan halaman tersebut.Penurunan gambut semakin membuat genangan menjadi sebuah banjir hingga teras selalu kotor oleh naiknya muka air.

halaman depan rumah pertama kali

Setelah 3 bulan kemudian dibuatlah saluran air hingga menembus ke dinding pagar lalu jatuh ke lubang samping pagar, dan tidak hanya itugambut di halaman depan pun ditambah pasir kasardan pasir halus setinggi batas parit.

Parit telah jadi dan halaman telah ditimbun pasir

Awalnya hanya 10 tanaman dalam pot saja kuletakkan di disana, niatku agar lebih sedap dipandang mata daripada kosong dan 2 buah stapping agar tidak monoton terlihat. Tak berapa lama sekitar 3 hari setelah ditimbun pasir muncullah beberpa rumput liar mulai menutupi pasir namun tumbuhnya sangat jomplang ada yang tinggi dan ada yang rendah serta tidak bagus rumput liarnya tidak hijau agak kekuning-kuningan.

Kupikir mungkin karena gambut dimana zat besinya masih banyak terkandung dan kurang baik bagi tumbuhan untuk hidup, maka kubuat beberapa lubang menggunakan linggis di campuran pasir dan gambut tersebut lalu ku masukkan kapur dolomit. Setelah dimasukkan kapur dolomit kututup lagi lubang tersebut dan kutabur pula kapur dolomit tersebut diatas pasir tersebut.

tanaman setelah dipecah menjadi banyakDari 10 tanaman dalam pot tersebut akhirnya tumbuh besar yang mengakibatkan harus dipecah atau pisahkan cabangnya, hingga jadilah seperti sekarang hingga kini mempunyai 25 tanaman dalam pot. Sehingga terasa penuh dan tidak terurus karena kekurangan lahan untuk menyimpannya dan agak menyita waktu yang lebih untuk mengurusnya.

Dari situ baru saya mengerti dan paham maksud teman saya bila tanaman cukup  punya 2 buah saja, ntar juga berkembang biak dan mulai susah ngurus dan cari tempat nyimpannya. Kini saya  mengalaminya sendiri, oleh karena itu saya menghimbau para pembaca bila ingin mempunyai tanaman di halaman awalnya jangan banyak dulu karena nantinya pembaca sudah bingung untuk menyimpannya dan mungkin akan muncul kejenuhan, karena tanaman/tumnuhan itu juga makhluk hidup yang akan berkembang biak.

semakin banyak pot dan tanamansemakin banyak pot dan tanamansemakin banyak pot dan tanaman

Selain itu biasanya biji cabai juga ku semai yang didapat dari mana pun sehingga semakin banyaklah pot yang ada, kebanyakan dari rumah orang tua dan sisa dari pembelian gorengan. Ada juga biji jeruk sambas yang kukumpulkan dari sisa aku memakan jeruk sambas disaat aku memakannya dirumah teman saat lebaran idul fitri.

Tuesday, October 21, 2014

Lucunya…..belajar menanam cabe

Aku yang tak pernah menanam cabe dan tidak memperhatikan orang tuaku dulu saat mereka menanam cabe di pekarangan rumah…..hampir dibuat putus asa dalam menanam cabe.

Aku menanamnya dari biji yang kudapat saat isteri atau mama ku atau orang yang kukenal sedang memotong cabe kuambil bijinya dari pada sayang dibuang. Biji tersebut kutanam dalam pot agar mudah perawatan dan mudah untuk dipindah-pindahkan.

Setelah beberapa lama sekitar 3 bulan kok gak tumbuh biji cabenya menjadi tanaman malah tumbuh rumput di pot plastik. Ku katakan pada isteri kok malah tumbuh rumpu sih padahal kan ditanam biji cabe seharusnya biasanya muncul kecambah lalu daun barulah tampak jelas batang dan daunnya.

Aku pun penasaran kulihatlah di internet bagaimana pertumbuhan cabe dari biji hingga berbuah cabe lagi, ternyata oh…ternyata pertumbuhan cabai ketika daun muncul adalah seperti rumput. Jadi selama ini yang kucabut adalah anak nya, kalo saja ku tahu pastilah gak kucabut tapi biarlah itu menjadi pelajaran ku dalam belajar bertanam ria.

Ooo..inilah rupa tanaman cabe masih kecil (anak)Tanaman cabe sudah menghasilkan cabe tinggal petik

Sempat tertawa kecil aku dibuatnya begitu bodohnya diri bahwa yang dicabut itu anak pohon cabe bukan rumput liar (hehehehehe). Semoga lain kali aku lebih banyak menimba ilmu kepada yang berpengalaman dan ahlinya dalam bercocok tanam

Penuhnya halaman oleh tanaman

Tak terasa kini penuh sudah halaman depan teras rumah dengan berbagai macam tanaman dalam pot, yang sebelumnya tidak pernah kubayangkan hingga begini. Dulu pertama kali sih hanya sekedar mencoba dan berkhayal untuk menempatkan beberapa buah pot berisi tanaman agar ada nuansa alaminya.

tampilan tanaman di halaman sekarangNamun seperti inilah sekarang (foto disamping) untuk mencabut rumput liar saja susahnya minta ampun. Gak ada jalan tuk kaki melangkah terpaksa bila harus membersihkan sampah pas dekat pagar harus memindahkan dulu beberapa pot baru deh bisa membersihkannnya.

Namun tetap bersyukur juga karena sekarang bisa memiliki berbagai macam tanaman dari buah, bunga dan daun. Selain memperindah juga sebagai sirkulasi udara, tapi gak mungkin juga kalo dibiarkan begini terus bisa menjadi semak dan menjadi pemandangan yang gak bagus.

Padahal dulunya ini hanyalah berupa hamparan gambut yang kubiarkan tidak dicor semen disebabkan aku ingin memiliki taman kecil depan teras rumah, yang bila hujan turun becek melanda dan muncratan air yang jatuh ke tanah membaw gambut ke teras rumah membikin kotor teras.

Halaman waktu dulu

Hamparan gambut tersebut ku beri batu-batu kecil dan kerikil yang ada dari sisa lebih saat ngecor pondasi pagar, kadang juga sisa semen beku yang tak bisa terpakai lagi ku hamparkan diatasnya. Seiring waktu gambut mengalami penurunan sehingga meninggalkan bekas hamparan batu kecil dan kerikil serta serat kayu dari batang pohon.

Untuk menaikkan permukaan tanah agar tidak terjadi genangan ku putuskan untuk menimbunnya dengan pasir kasar dan halus itu pun dapatnya dari sisa-sisa pembangunan pagar. Lalu masih ada dalam tong plastik campuran dedaunan dan gambut serta ranting (sudah diranjang-rajang)biasa untuk membuat bokashi, langsung saja ku keluarkan isinya dan ku hamparkan diatas pas.

Awalnya tiada sama sekali rerumputan namun setelah memberi batu kecil, kerikil, pasir dan bokashi mulai muncul tunas-tunas rerumputan hingga rumput sekarang. Oh iya tidak lupa kuberi pupuk dasar setelah itu semua dengan kapur dolomit dengan cara menaburkannya sebanyak satu genggaman tangan keatasnya, dimana fungsinya untuk menurunkan derajat keasaman gambut menuju netral. Selain kapur dolomit bisa juga dengan kompos namun lebih praktis kapur dolomit tinggal beli bawa ke rumah dan tabur dari pada kompos.

Tidak lupa pula kubuat lubang seperti lubang biopori yang kugunakan untuk mengalirkan air supaya genangan yang ada tidak menjadi banjir. Kubilang seperti karena yang kugunakan adalah pipa 1” dengan panjang 30 cm saja. Lubang tersebut kututup dengan stepping agar memperindah halaman.

Thursday, October 16, 2014

Bunga kertas (bougenville) berbunga lagi

tanamanAkhirnya setelah 6 bulan perjuanganku membuahkan berhasil juga, dimana bunga kertas atau bougenville yang kubawa dari orang tua ku yang jarang sekali bahkan sudh setahun tidak berbunga sekarang mulai berbunga.

Gambar disamping kuambil sekitar bulan agustus terlihat sangat jauh karena dulu aku meragukan tanaman ini akan berbunga lagi, jadi aku menyimpan di halaman depan teras rumah hanya sebagai penambah hiasan saja. Tapi tetap aku berusaha agar menumbuhkan bunganya tetap saja tak kunjung berbunga dari menyiramnya 2 hari sekali, memberikan kompos lalu memotong beberapa dahannya  berpikir akan tumbuh bunganya tetap saja tak kunjung berbunga.

GrowmoreAku pun menggunakan Growmore sebuah pupuk buatan untuk daun dimana aku menggunakannya 1x seminggu karena aku berusaha untuk menghindari menggunakan pupuk buatan berusaha untuk menggunakan pupuk alami, cuma 8 kali atau 2 bulan saja aku menggunakannya. Pikir ku karena cukuplah 8 kali pemakaian sesuai dosis daun kembali tumbuh segar dan akhirnya bunga pun bermekaran, ternyata agak sedikit jauh dari perkiraan, pertumbuhannya batang semakin besar dan tumbuh cabang-cabang baru yang semakin besar tanaman bougenville ini.

Namun daun cepat sekali berguguran hingga membuat banyak sampah sebelum bunga bermunculan, hampir putus asa dan kebosanan pun melanda karena sepertinya bukan daun yang hijau dan bunga yang indah yang ada namun sampah dari daun yang berguguran lah hiasi tanaman tersebut.

Hingga akhirnya kubiarkan saja apa adanya dengan mengurangi pemakaian Growmore hanya sebulan sekali hingga 2 minggu yang lalu sekitar 27 September 2014 aku menemukan di dunia maya yang namanya ZPT (zat perangsang tanaman), tapi kebanyakan hanya sebagai peransang saja tidak ada yang lainnya, hingga aku menemukan sebuah pupuk plus ZPT terkandung didalamnya.

D.I GrowAku pun kembali mencari lebih tahu dan banyak tentang produk-produk pupuk plus ZPT, hingga dimana aku memutuskan menggunakan D.I Grow. D.I Grrow ini berbentuk cairan yang terbuat dari rumput laut Acadian Seawed,karena terbuat dari ekstrak rumput laut inilah alasan utama aku memilihnya.

Aku mencoba membelinya yang botol kecil saja di toko pertanian di kota ku yang isinya 250 ml pada label kemasannya, seharga Rp 60.000

Setelah membeli aku kembali ke rumah orang tua ku untuk searching dan browsing tentang penggunaannya walau pun di kemasan botolnya sudah tertera dosis penggunaannya, hanya sekedar memastikan saja.

Esok harinya aku menggunakannya untuk diaplikasikan pada tanaman bougenvile atau kertas tersebut yang sebelumnyan sudah ku kasih Growmore terlebih dahulu. Daannnnnn…..syukur alhamdulillah  mulai 2 hari yang lalu sudah mulai bermunculan bunga, tidak hanya itu saja tunas-tunas baru semakin banyak, daun pun warnanya lebih baik dan cerah 

Setelah pemberian Growmore dan D.I Grow foto saat sempat pada malam hariMaaf nih saat di foto pada malam hari karena pagi hari gak sempat mulu…kebanyaan lupa sih bukan karena sibuk (hehehehe)

Santai bakar ubi dulu

Sebenarnya siang itu aku hendak mencoba membuat briket arang dari daun kering yang berguguran namun malas melanda terlebih sengatan mentari siang sangat membakar kulit, jadi karena daun kering sudah terbakar di kaleng pembakaran serta kebetulan juga saat aku mengumpulkan daun kering aku cabut ubi karena lahannya mau ku tanam dengan jenis tanam lain.

Aku pun membakar ubi dan memakan ubi bakar yang kebetulan aku lapar hahahahahaha…

Keleng bekas berisi daun keringBeri besi untuk meletakkan ubiSaatnya bakar ubi (mmmmm)

Ubi yang telah matangKulita ubi yang telah sebagian terbukaAkhirnya masuk mulut, perut kenyang hati pun senang

Thursday, October 2, 2014

Mesin pompa air untuk sumur gali

Kali ini saya akan menceritakan tentang kisah suka duka menggunakan mesin pompa yang biasadan banyak digunakan oleh rumah tangga, namun saat ini saya akan membahas kisah dukanya yang membuat saya harus menunggu lama air tersedot oleh pompa air setelah setahun saya menggunakannya.

Pompa itu untuk memompa air dari sumur gali ke fiber glass bawah yang terletak di lantai satu dan memompa dari fiber glass bawah ke fiber glass yang berada diatas di tempat jemuran, kurang lebih telah digunakan sekitar 1 tahun. Dengan pompa tersebut saya atau isteri tidak susah untuk mengisi air di bak kamar mandi  karena tinggal buka kran air mengucur lancar dan deras  dari penampungan fiber glass atas

Mesin pompa panasonic

Dengan menyambung pipa-pipa dan beberapa stop kran tepatnya 4 buah dimana 2 buah stop kran pipa menghubung dari sumur ke fiber glass bawah dan 2 buah stop kran lagi menghubung  dari fiber glass bawah ke fiber glass atas. Awal pembuatan itu adalah bapak saya yang kebetulan memang hobi dan memang bidangnya di air tepatnya dikenal ahli pengairan oleh orang-orang.di daerahku serta kebetulan sempat kerja di PU bagian pengairan.

Dengan ilmu dan pengalamannya lah bapak merancang semua itu sehingga dengan pompa air listrik, pipa-pipa dan fiber glass, saya yang tinggal di rumah ini bisa menikmati air untuk seluruh aktifitas tidak susah lagi.Namun yang terjadi setelah setahun mulai menunjukkan gejala bermasalah awalnya susah untuk memompa dari fiber glass bawah ke fiber glass atas lalu dilanjutkan tidak kuatnya mesin pompa air untuk menyedot air yang berada di sumur gali, sudah setengah jalan di pompa air tak kunjug dari mengalir ke mesin mengakibatkan panasnya mesin pompa air dan kadang kala sampai berbunyi saking panasnya.

Jarak antara sumur gali dan mesin pompa sekitar 2 meter dan jarak permukaan air hingga bibir sumur sekitar 30 cm ketika musim hujan, bila tidak bisa menyedit karena musim kemarau dengan muka air turun sih masih dianggap wajar namun saat itu adalah musim penghujan.

sumur galiIngin sekali mengganti mesin pompa air dengan yang lebih besar daya hisap dan dorongnya namun pastinya harganya mahal juga, kebetulan aku juga belum cukup untuk membeli yang  baru sesuai keinginanku yang lebih baik dan bagus speknya dari yang lama. Belum lagi ada ketakutan akan terjadi hal yang sama tidak tahan lama dan tidak lama aku menggunakan mesin pompa yang model yang sama walapun lebih baik dan bagus.

Setelah tanya sana sini dengan orang-orang dan berselancar di dunia maya, akhirnya kuputuskan untuk menggunakan mesin pompa yang di tempatkan di dalam sumur, aku pun bercerita keluh kesah ku pada bapak sebagai bahan referensi yang bagaimana pun bapakku lebih tahu akan air. Perdebatan pun mulai karena menurut bapak ku sesuai dengan ilmu dan pengalamannya pompa yang banyak orang gunakan seharusnya sudah bisa menyedot air di sumur ke fiber tanpa masalah dikatakan mungkin aku tidak sabar dan tidak benar dalam menggunakan mesin pompa airnya, namun ku bersikukuh bahwa yang terjadi di kenyataannya sangat susah dan lama untuk menyedot air mengakibatkan pulsa listrik cepat habis dan air pun tidak ada yang mengalir.

Kotak mesin pompa celup

Akhirnya setelah perdebatan panjang bapak ku ternyata membeli mesin pompa celup buatan cina bukan yang merk terkenal dan ternama. Namun itu pun sebenarnya dibeli oleh bapakku untuk menyedot air ketika banjir di rumah bapak karena tiap musim penghujan tiba rumah orang tua sering kebanjiran maka beli mesin pompa celup.

Yang sebelumnya pernah meminjam mesin pompa celup punya pamanku untuk menyedot air yang masuk rumah, namun tidak jadi dipakai karena air telah surut. Aku pun disuruh coba untuk menggunakan mesin pompa air celup di rumah ku untuk menyedot air dari sumur gali ke fiber glass.

Aku pun membawanya dan coba menggunakannya di rumah ku, setelah dipasang ternyata……sruuuup air tersedot dengan mudahnya dan tak membutuhkan waktu yang lama sekitar 20 menit fiber glass terisi penuh.

mesin pompa celup

Akhirnya aku menggunakan mesin pompa celup untuk menyedot sumur gali menggantikan mesin pompa air biasa. Yang bila musim kemarau sumur hanya berisi 1 gorong-gorong saja jika hari biasa 2 gorong-gorong sedangkan bila musim hujan sampai 3 buah gorong-gorong, kira-kira dalam sumur galinya sekitar 5 meter.