tag:blogger.com,1999:blog-84584166365943993952024-03-12T21:45:53.687-07:00Rumah HijauRumah hijau yang ku impikan yaitu rumah yang mengurangi pernggunaan energi sehemat mungkin bahkan jika mungkin energidi dapatkan secara bebas dan cuma-cuma dari alam untuk kebutuhan manusia di dunia dan tidak merusak ekosistem alam yang alami. Dan sebisa mungkin menggunakan barang lama lebih berguna atau daur ulang, sehingga mengurangi sampahAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/05619372247053348698noreply@blogger.comBlogger18125tag:blogger.com,1999:blog-8458416636594399395.post-65932982361983368212015-02-09T00:37:00.001-08:002015-02-09T00:37:19.976-08:00Apa gambut harus dibakar dulu…?<p align="justify">“Wah…nanti gambutnya harus dibakar dulu lah ya ?” begitu kata ibu mertua ku</p> <p align="justify">“gak usah” jawabku singkat</p> <p align="justify">Begitulah kata ibu mertua ku ketika melihat rumah yang kutinggali, kebetulan aku tinggal  di daerah yang mempunyai gambut yang cukup tebal. Seringkali aku mendapati perkataan orang-orang yang melihat rumah dan halaman ku pasti mengatakan nanti kalu bakar gambut hati-hati menjalar apinya dan tutup semua jendela dan pintu agar asap gak banyak masuk.</p> <p align="justify">Aku memang pernah merasakan bagaimana bila gambut terbakar, asapnya itu loh banyak sekali sedangkan apinya yang terlihat sangat kecil bahkan sepertinya tidak terbakar. Asapnya menggangu saluran pernapasan, perih dimata dan apinya akan menjalar lewat bawah gambut sehingga saat api menjalar jarang diketahui kearah mana menjalarnya api tersebut tahu-tahu tanaman atau pohon atau pun sesuatu yang mudah terbakar ikut terbakar yang terkadang api membesarnya di tempat yang bukan dibakar.</p> <p align="justify"><a href="http://lh3.ggpht.com/-Mbu5IaNTjl8/VNhxd_kn2eI/AAAAAAAAAYs/u9Bg9V7E5mA/s1600-h/IMG_20150208_1656573.jpg"><img title="Halaman samping yang masih banyak gambutnya" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Halaman samping yang masih banyak gambutnya" align="left" src="http://lh6.ggpht.com/-9DP9GMBgVbU/VNhxembjHUI/AAAAAAAAAY0/h9r9gtTYC1E/IMG_20150208_165657_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a></p> <p align="justify">Memang pada gambut tanaman sangat sulit sekali hidup, paling-palimg hanya beberapa jenis tanaman saja, hal ini disebabkan oleh keasaman tanahnya yang tinggi dan minimnya unsur hara yang terkandung pada gambut.</p> <p align="justify">Pada kebanyakan kejadian gambut akan dibakar untuk membuka lahan karena inilah yang paling mudah untuk menghancurkan sisa-sisa kayu dan tanaman liar yang tumbuh serta menurunkan derajat keasaman yang ada.</p> <p align="justify">Padahal gambut berfungsi juga sebagai salah satu pengikat karbon di alam maka jika gambut habis terbakar berarti karbon akan lepas di udara bebas yang seharusnya udara yang kita hisap ini penuh dengan oksigen bukan karbon. Gambut juga sebagai tembat penyimpanan air alami yang menurut saya paling baik karena ia bisa menyimpan air 2-3 kali beratnya (kalau gak salah, lebih tepatnya cari sendiri hehehe…)  </p> <p align="justify">Pada gambar diatas itu sisa halaman saya yang berada di samping rumah, begitu tak terurusnya kan, rumput-rumputnya sudah pada tinggi padahal tiap minggu saya tebas. Isteri pun selalu bilang “ Ayah nih malasnya gak mau bersihkan halaman rumput pada tinggi-tinggi”.</p> <p align="justify"><a href="http://lh4.ggpht.com/-ldnBgIF63fI/VNhxhK4jnCI/AAAAAAAAAY8/VKFJdvdc6yo/s1600-h/IMG_20150208_1656463.jpg"><img title="banyak rumput liat/ilalang tumbuh" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: right; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="banyak rumput liat/ilalang tumbuh" align="right" src="http://lh6.ggpht.com/-xraxDDz8w44/VNhxiJG9OnI/AAAAAAAAAZE/_orFzGLqYWA/IMG_20150208_165646_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a>Aku hanya diam dan tersenyum gak tahu harus jawab apa karena sebenarnya malas juga nebas rumput dan tanaman liar karena cepatnya pertumbuhan mereka berdua, karena tiap minggu rumput dan tanaman liar tumbuh dengan cepat menutup kembali tanah bahkan sampai tanaman di pot pun ikut tertutupi.</p> <p align="justify">Pada gambar di samping bisa dilihat pot sudah mulai tertutupi tanaman liar dan rumput sehingga pot yang diisi benih cabai tomat dn sayuran malah penuh oleh rumput dan tanaman liar</p> <p align="justify">Kuputuskan untuk mencangkul gambutnya dan disimpan dalam karung...wowwww yang terbiasa atau jarang mencangkul gambut pastinya kepikiran berhenti mencangkul, baru sekali cangkul air langsung keluar dari dalam dan beratnya minta ampun deh kalau gambut agak basah apalagi basah tapi kalau tidak basah mudah sekali dicangkul namun rentan terbakar jadi harus hati-hati.</p> <p align="justify">Gambut yang ada dekat tembok lah yang jadi tempat pencangkulan luasnya sekitar panjang 1 meter lebar 50 cm dengan kedalaman 20 cm, kebetulan juga aku punya rencana untuk mencor bagian dalam tembok keliling dengan lebar 50 cm. Awalnya memang gambut kusimpan dalam karung namun dipikir lagi setelah disimpan diapakan nantinya sempat lama juga memikirkannya, dalam keadaan berpikir kuambil kapur dolomit yang kubeli di toko pertanian yang berfungsi untuk menurunkan derajat keasaman gambut lalu kutabur pada gambut di dalam karung sekalian aja di gambut halaman samping rumah.</p> <p align="justify"><a href="http://lh4.ggpht.com/-DRjp9h9_Bt4/VNhxkbOadMI/AAAAAAAAAZM/sZcMj48YStE/s1600-h/IMG_20150208_1656033.jpg"><img title="galian pengambilan gambut " style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="galian pengambilan gambut " src="http://lh6.ggpht.com/-6Kc1nnRFGgk/VNhxlIu5yVI/AAAAAAAAAZU/MhvYXEo6-_k/IMG_20150208_165603_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a></p> <p align="justify">Lalu setelah lama berpikir aku berinisiatif untuk mengggunakan gambut dalam karung itu sebagai media tanam pada pot saja lagian pastinya keasamanannya sudah turun karena telah diberi kapur dolomit, daripada membeli tanah merah atau tanah jadi untuk tanaman. Awalnya tanaman sangat sulit tumbuh bahkan kelamaan mati makin bingung akunya, terlintas di benak mungkin karena aku tidak memberinya pupuk.</p> <p align="justify">Jadi aku pun menambahkan pupuk biarkan gampang dan cepat aku menggunakan pupuk kimia cair tapi aku mengurangi 1/2 dari dosis yang dianjurkan karena aku memang ingin mengurangi pemakaian bahan kimia. Serta tidak lupa aku menambah arang dan pasir serta kerikil atau batu sebagai penahan batang tanaman, jadi media tanam yang kugunakan campuran 60% gambut yang sudah dicampur dolomit, 25% pasir 10% arang 5% kerikil/batu.</p> <p align="justify"><a href="http://lh3.ggpht.com/--L_8LxcxqL4/VNhxm1XTsPI/AAAAAAAAAZc/myBbzxj1bPw/s1600-h/tanaman-kelengkeng3.jpg"><img title="tanaman kelengkeng dengan media gambut" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; margin: 0px 0px 0px 10px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="tanaman kelengkeng dengan media gambut" src="http://lh4.ggpht.com/-XO0h_WRzP1g/VNhxpEpPtsI/AAAAAAAAAZk/oHYzeRamtIA/tanaman-kelengkeng_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a><a href="http://lh4.ggpht.com/-Ic1KMOk1IFw/VNhxqGKXYDI/AAAAAAAAAZs/Zx4iR5urba4/s1600-h/IMG_20150208_1846422.jpg"><img title="menggunakan media gambut juga" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; margin: 0px 0px 0px 60px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="menggunakan media gambut juga" src="http://lh6.ggpht.com/-Vv844_AwEb8/VNhxq4SScDI/AAAAAAAAAZ0/ZGYCR-PEt7Y/IMG_20150208_184642_thumb.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a><a href="http://lh5.ggpht.com/-zMnJxAUTmms/VNhxsDk4KKI/AAAAAAAAAZ8/l0iLTCnhS2Q/s1600-h/IMG_20150208_1654123.jpg"><img title="semua menggunakan campuran media gambut" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; margin: 0px 0px 0px 10px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="semua menggunakan campuran media gambut" src="http://lh5.ggpht.com/-8X26WezAWrc/VNhxs-qRTyI/AAAAAAAAAaE/EtlAV47stOI/IMG_20150208_165412_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a><a href="http://lh6.ggpht.com/-79MBGuEKLgU/VNhxurOTruI/AAAAAAAAAaM/0OhiV8M6938/s1600-h/IMG_20150208_1653593.jpg"><img title="pot ini juga campuran media gambut" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; margin: 0px 0px 0px 60px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="pot ini juga campuran media gambut" src="http://lh6.ggpht.com/-7IAyTwgb1PY/VNhxvVjAKkI/AAAAAAAAAaU/DcyTtP-soes/IMG_20150208_165359_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a></p> <p align="justify"></p> <p align="justify">Tanaman yang ada di dalam pot pun tumbuh dengan baik dan subur jadinya aku tidak perlu membersihkan gambut yang kurang subur tersebur dengan cara membakarnya cukup mencampur gambut dengan kapur dolomit, arang, pasir dan kerikil/batu saja.</p> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05619372247053348698noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8458416636594399395.post-60545110966506232442015-01-24T01:01:00.001-08:002015-01-24T01:01:11.085-08:00Membuat tembok halaman samping<p align="justify">Ketika saya mendengar akan ada pembangunan perumahan di belakang rumah dan ternyata memang benar karena orang developer ada mengukur tanah yang akan dibangun perumahan, aku pun berinisiatif untuk membuat tembok sebagai batas tanah milik dan sebagai privasi.</p> <p align="justify">Dengan rincian tembok belakang yang akan dibuat nantinya dibangun setinggi 2,7 meter sedangkan samping hanya setinggi 1,7 meter saja. Dimana tembok belakang ( yang tinggi 2,7m ) terbentang sepanjang 18 meter sedangkan samping (yang tinggi 1,7m) sepanjang 19 meter.</p> <p align="justify"><a href="http://lh4.ggpht.com/-69fRizGfbgE/VMNfGuWa7MI/AAAAAAAAAXk/cTE0bQXOLmY/s1600-h/tembok-sampingbelakang4.jpg"><img title="tembok samping belakang" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="tembok samping belakang" src="http://lh3.ggpht.com/-L39EtXj7kF8/VMNfHxf4XqI/AAAAAAAAAXs/0EqB7-DSvSg/tembok-sampingbelakang_thumb1.jpg?imgmax=800" width="272" height="211" /></a></p> <p align="justify">Namun karena dibangun ditanah gambut dan meminimalisir tembok pagar melengkung, bergelombang seperti ular atau roboh serta bersebelahan dengan parit maka di setiap tiangnya diberi penarik berupa coran bertulang lalu masuk ketanah sedalam 1 meter.</p> <p align="justify"><a href="http://lh6.ggpht.com/-MDS2L3nJhSg/VMNfJHPivvI/AAAAAAAAAXw/oo1SP7o1Phc/s1600-h/tiang-penarik-tembok11.jpg"><img title="tiang penarik tembok" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="tiang penarik tembok" src="http://lh6.ggpht.com/-_rHIcNN0r4E/VMNfKHAOMnI/AAAAAAAAAX8/uQ0K6-53jiI/tiang-penarik-tembok_thumb2.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a></p> <p>Untuk mencegah banjir di halaman bilamana hujan lebat melanda maka saat tembok dibuat diberi pipa paralon miring menuju parit di luar tembok namun berada diatas parit, hal ini mencegah agar bila parit penuh dan tergenang tidak kembali ke halaman.</p> <p>  <a href="http://lh5.ggpht.com/-R7ecHvXjWUY/VMNfLxpmL4I/AAAAAAAAAYE/MCQ9wHsucaY/s1600-h/pipa-pembuangan-air-ke-parit3.jpg"><img title="pipa pembuangan air ke parit" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="pipa pembuangan air ke parit" src="http://lh3.ggpht.com/-moxghCI2fKE/VMNfM9uICPI/AAAAAAAAAYM/7q9Mtuaf_r4/pipa-pembuangan-air-ke-parit_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a><a href="http://lh3.ggpht.com/-6mQzzRcjfKg/VMNfTb_qltI/AAAAAAAAAYU/13Yx0E36y6c/s1600-h/pipa-pembuangan-air-dalam-tembok3.jpg"><img title="pipa pembuangan air dalam tembok" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; margin: 0px 0px 0px 30px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="pipa pembuangan air dalam tembok" src="http://lh5.ggpht.com/-RT-ZikeflrQ/VMNfUjSnypI/AAAAAAAAAYc/1j45TnMgFf0/pipa-pembuangan-air-dalam-tembok_thu.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a></p> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05619372247053348698noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8458416636594399395.post-10418422362891242662014-10-28T21:49:00.001-07:002014-10-28T22:29:52.829-07:00Tanaman depan teras rumah<p align="justify">Pertama kali aku tinggal di rumah ku ini halaman depan rumah hanya berupa hamparan gambut yang hitam yang masih terlihat dan tampak sisa-sisa lapukan kayu yang tak bisa terurai atau hancur seutuhnya.</p> <p align="justify">Parit saja belum selesai kukerjakan hingga menembus pagar samping, becek selalu saja jadi hiasan halaman tersebut.Penurunan gambut semakin membuat genangan menjadi sebuah banjir hingga teras selalu kotor oleh naiknya muka air.</p> <p align="justify"></p> <p align="justify"><a href="http://lh3.ggpht.com/-IKWIfxwrlgI/VFBw2t0sQwI/AAAAAAAAAV8/YFm2nHzS-Do/s1600-h/DSCN56403.jpg"><img title="halaman depan rumah pertama kali" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="halaman depan rumah pertama kali" align="left" src="http://lh5.ggpht.com/-u30-ckQHxPA/VFBw7ryqobI/AAAAAAAAAWE/I2sZZA5oxCw/DSCN5640_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a></p> <p align="justify">Setelah 3 bulan kemudian dibuatlah saluran air hingga menembus ke dinding pagar lalu jatuh ke lubang samping pagar, dan tidak hanya itugambut di halaman depan pun ditambah pasir kasardan pasir halus setinggi batas parit.</p> <p align="justify"><a href="http://lh5.ggpht.com/-Qr_L4emcmEE/VFBxKgcK5PI/AAAAAAAAAWM/yU4t7L3K7bM/s1600-h/DSCN59104.jpg"><img title="Parit telah jadi dan halaman telah ditimbun pasir" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: right; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Parit telah jadi dan halaman telah ditimbun pasir" align="right" src="http://lh6.ggpht.com/-wMJtBuxFJsA/VFBxUA-p4VI/AAAAAAAAAWU/6wutHSZVAds/DSCN5910_thumb1.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a></p> <p align="justify">Awalnya hanya 10 tanaman dalam pot saja kuletakkan di disana, niatku agar lebih sedap dipandang mata daripada kosong dan 2 buah stapping agar tidak monoton terlihat. Tak berapa lama sekitar 3 hari setelah ditimbun pasir muncullah beberpa rumput liar mulai menutupi pasir namun tumbuhnya sangat jomplang ada yang tinggi dan ada yang rendah serta tidak bagus rumput liarnya tidak hijau agak kekuning-kuningan.</p> <p align="justify">Kupikir mungkin karena gambut dimana zat besinya masih banyak terkandung dan kurang baik bagi tumbuhan untuk hidup, maka kubuat beberapa lubang menggunakan linggis di campuran pasir dan gambut tersebut lalu ku masukkan kapur dolomit. Setelah dimasukkan kapur dolomit kututup lagi lubang tersebut dan kutabur pula kapur dolomit tersebut diatas pasir tersebut.</p> <p align="justify"><a href="http://lh3.ggpht.com/-ejxnKLEaLcs/VFBxlbLt-fI/AAAAAAAAAWc/kKi2nS9_2ho/s1600-h/DSCN59313.jpg"><img title="tanaman setelah dipecah menjadi banyak" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="tanaman setelah dipecah menjadi banyak" align="left" src="http://lh5.ggpht.com/-7jRFBvQhH6o/VFBxo5WpvbI/AAAAAAAAAWk/v_YcEuf1HIY/DSCN5931_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a>Dari 10 tanaman dalam pot tersebut akhirnya tumbuh besar yang mengakibatkan harus dipecah atau pisahkan cabangnya, hingga jadilah seperti sekarang hingga kini mempunyai 25 tanaman dalam pot. Sehingga terasa penuh dan tidak terurus karena kekurangan lahan untuk menyimpannya dan agak menyita waktu yang lebih untuk mengurusnya.</p> <p align="justify">Dari situ baru saya mengerti dan paham maksud teman saya bila tanaman cukup  punya 2 buah saja, ntar juga berkembang biak dan mulai susah ngurus dan cari tempat nyimpannya. Kini saya  mengalaminya sendiri, oleh karena itu saya menghimbau para pembaca bila ingin mempunyai tanaman di halaman awalnya jangan banyak dulu karena nantinya pembaca sudah bingung untuk menyimpannya dan mungkin akan muncul kejenuhan, karena tanaman/tumnuhan itu juga makhluk hidup yang akan berkembang biak.</p> <p align="justify"><a href="http://lh3.ggpht.com/-_MqLmg2TJqI/VFBxvwq_FtI/AAAAAAAAAWs/w2247XbZb4g/s1600-h/IMG_20141021_124754%25255B4%25255D.jpg"><img title="semakin banyak pot dan tanaman" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="semakin banyak pot dan tanaman" src="http://lh4.ggpht.com/-jAmsJORe1Io/VFBxw2ekTrI/AAAAAAAAAW0/60EwTHxWFq4/IMG_20141021_124754_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" width="219" height="170" /></a><a href="http://lh4.ggpht.com/-PREFezll0DA/VFBxz-Ys_oI/AAAAAAAAAW8/9xygIv0Zxek/s1600-h/IMG_20141021_124833%25255B4%25255D.jpg"><img title="semakin banyak pot dan tanaman" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="semakin banyak pot dan tanaman" src="http://lh5.ggpht.com/-sQSO38ZJJ5A/VFBx08DNlOI/AAAAAAAAAXE/SJjR7Ujk8ug/IMG_20141021_124833_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" width="162" height="219" /></a><a href="http://lh4.ggpht.com/-5pNW5cfvXp4/VFBx5QF--_I/AAAAAAAAAXM/zsfxmOraxIU/s1600-h/IMG_20141021_124735%25255B4%25255D.jpg"><img title="semakin banyak pot dan tanaman" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="semakin banyak pot dan tanaman" src="http://lh5.ggpht.com/-N1s8j9Xv01Q/VFBx6lYO75I/AAAAAAAAAXU/MtaM1LhJIW8/IMG_20141021_124735_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" width="163" height="220" /></a></p> <p align="justify"></p> <p align="justify"></p> <p align="justify">Selain itu biasanya biji cabai juga ku semai yang didapat dari mana pun sehingga semakin banyaklah pot yang ada, kebanyakan dari rumah orang tua dan sisa dari pembelian gorengan. Ada juga biji jeruk sambas yang kukumpulkan dari sisa aku memakan jeruk sambas disaat aku memakannya dirumah teman saat lebaran idul fitri.</p> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05619372247053348698noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8458416636594399395.post-74602248501843308202014-10-21T01:44:00.001-07:002014-10-21T01:44:21.069-07:00Lucunya…..belajar menanam cabe<p align="justify">Aku yang tak pernah menanam cabe dan tidak memperhatikan orang tuaku dulu saat mereka menanam cabe di pekarangan rumah…..hampir dibuat putus asa dalam menanam cabe.</p> <p align="justify">Aku menanamnya dari biji yang kudapat saat isteri atau mama ku atau orang yang kukenal sedang memotong cabe kuambil bijinya dari pada sayang dibuang. Biji tersebut kutanam dalam pot agar mudah perawatan dan mudah untuk dipindah-pindahkan.</p> <p align="justify">Setelah beberapa lama sekitar 3 bulan kok gak tumbuh biji cabenya menjadi tanaman malah tumbuh rumput di pot plastik. Ku katakan pada isteri kok malah tumbuh rumpu sih padahal kan ditanam biji cabe seharusnya biasanya muncul kecambah lalu daun barulah tampak jelas batang dan daunnya.</p> <p align="justify">Aku pun penasaran kulihatlah di internet bagaimana pertumbuhan cabe dari biji hingga berbuah cabe lagi, ternyata oh…ternyata pertumbuhan cabai ketika daun muncul adalah seperti rumput. Jadi selama ini yang kucabut adalah anak nya, kalo saja ku tahu pastilah gak kucabut tapi biarlah itu menjadi pelajaran ku dalam belajar bertanam ria.</p> <p align="justify"><a href="http://lh6.ggpht.com/-yGnW25Vp-GQ/VEYcx5KMbtI/AAAAAAAAAVU/e5w7_RgSfRU/s1600-h/IMG_20141021_1247073.jpg"><img title="Ooo..inilah rupa tanaman cabe masih kecil (anak)" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; margin: 0px 0px 0px 76px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Ooo..inilah rupa tanaman cabe masih kecil (anak)" src="http://lh5.ggpht.com/-uWqTpBE0frI/VEYcywrjprI/AAAAAAAAAVc/2nLKqEJ--UA/IMG_20141021_124707_thumb.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a><a href="http://lh6.ggpht.com/-gDQg3spVxNM/VEYc3alm6iI/AAAAAAAAAVk/_-xTkns6A-s/s1600-h/IMG_20141021_1246583.jpg"><img title="Tanaman cabe sudah menghasilkan cabe tinggal petik" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; margin: 0px 0px 0px 80px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Tanaman cabe sudah menghasilkan cabe tinggal petik" src="http://lh4.ggpht.com/-2pk1c4F8j24/VEYc4g7jWgI/AAAAAAAAAVs/bruUDY8nasc/IMG_20141021_124658_thumb.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a></p> <p align="justify">Sempat tertawa kecil aku dibuatnya begitu bodohnya diri bahwa yang dicabut itu anak pohon cabe bukan rumput liar (hehehehehe). Semoga lain kali aku lebih banyak menimba ilmu kepada yang berpengalaman dan ahlinya dalam bercocok tanam</p> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05619372247053348698noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8458416636594399395.post-42905940275991213982014-10-21T01:40:00.001-07:002014-10-21T01:41:28.226-07:00Penuhnya halaman oleh tanaman<p align="justify">Tak terasa kini penuh sudah halaman depan teras rumah dengan berbagai macam tanaman dalam pot, yang sebelumnya tidak pernah kubayangkan hingga begini. Dulu pertama kali sih hanya sekedar mencoba dan berkhayal untuk menempatkan beberapa buah pot berisi tanaman agar ada nuansa alaminya.</p> <p align="justify"><a href="http://lh4.ggpht.com/-bu812H8ksfU/VEYb5ZCUtGI/AAAAAAAAAU0/VrV3R4N8VNo/s1600-h/IMG_20141021_1247544.jpg"><img title="tampilan tanaman di halaman sekarang" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: right; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="tampilan tanaman di halaman sekarang" align="right" src="http://lh5.ggpht.com/-oi5jYXqzxOg/VEYb60CjbPI/AAAAAAAAAU8/98ZCyWuOCAw/IMG_20141021_124754_thumb1.jpg?imgmax=800" width="230" height="178" /></a>Namun seperti inilah sekarang (foto disamping) untuk mencabut rumput liar saja susahnya minta ampun. Gak ada jalan tuk kaki melangkah terpaksa bila harus membersihkan sampah pas dekat pagar harus memindahkan dulu beberapa pot baru deh bisa membersihkannnya.</p> <p align="justify">Namun tetap bersyukur juga karena sekarang bisa memiliki berbagai macam tanaman dari buah, bunga dan daun. Selain memperindah juga sebagai sirkulasi udara, tapi gak mungkin juga kalo dibiarkan begini terus bisa menjadi semak dan menjadi pemandangan yang gak bagus.</p> <p align="justify">Padahal dulunya ini hanyalah berupa hamparan gambut yang kubiarkan tidak dicor semen disebabkan aku ingin memiliki taman kecil depan teras rumah, yang bila hujan turun becek melanda dan muncratan air yang jatuh ke tanah membaw gambut ke teras rumah membikin kotor teras.</p> <p align="justify"><a href="http://lh4.ggpht.com/-Bbk70wTPr0E/VEYcAcUEuHI/AAAAAAAAAVE/s_D818ffB1M/s1600-h/DSCN56403.jpg"><img title="Halaman waktu dulu" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Halaman waktu dulu" src="http://lh3.ggpht.com/-lJBZFMLOo8k/VEYcBuDy7UI/AAAAAAAAAVM/i41_04A3HQg/DSCN5640_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a></p> <p align="justify">Hamparan gambut tersebut ku beri batu-batu kecil dan kerikil yang ada dari sisa lebih saat ngecor pondasi pagar, kadang juga sisa semen beku yang tak bisa terpakai lagi ku hamparkan diatasnya. Seiring waktu gambut mengalami penurunan sehingga meninggalkan bekas hamparan batu kecil dan kerikil serta serat kayu dari batang pohon.</p> <p align="justify">Untuk menaikkan permukaan tanah agar tidak terjadi genangan ku putuskan untuk menimbunnya dengan pasir kasar dan halus itu pun dapatnya dari sisa-sisa pembangunan pagar. Lalu masih ada dalam tong plastik campuran dedaunan dan gambut serta ranting (sudah diranjang-rajang)biasa untuk membuat bokashi, langsung saja ku keluarkan isinya dan ku hamparkan diatas pas.</p> <p align="justify">Awalnya tiada sama sekali rerumputan namun setelah memberi batu kecil, kerikil, pasir dan bokashi mulai muncul tunas-tunas rerumputan hingga rumput sekarang. Oh iya tidak lupa kuberi pupuk dasar setelah itu semua dengan kapur dolomit dengan cara menaburkannya sebanyak satu genggaman tangan keatasnya, dimana fungsinya untuk menurunkan derajat keasaman gambut menuju netral. Selain kapur dolomit bisa juga dengan kompos namun lebih praktis kapur dolomit tinggal beli bawa ke rumah dan tabur dari pada kompos.</p> <p align="justify">Tidak lupa pula kubuat lubang seperti lubang biopori yang kugunakan untuk mengalirkan air supaya genangan yang ada tidak menjadi banjir. Kubilang seperti karena yang kugunakan adalah pipa 1” dengan panjang 30 cm saja. Lubang tersebut kututup dengan stepping agar memperindah halaman.</p> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05619372247053348698noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8458416636594399395.post-70342974661961806732014-10-16T23:03:00.001-07:002014-10-16T23:04:26.937-07:00Bunga kertas (bougenville) berbunga lagi<p align="justify"><a href="http://lh6.ggpht.com/-DHP8XkWUkEs/VECw-UGQNrI/AAAAAAAAATs/Gd6bxhsIN9M/s1600-h/DSCN59303.jpg"><img title="tanaman" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="tanaman" align="left" src="http://lh5.ggpht.com/-XB3DHT3TZZw/VECw_ZwHw7I/AAAAAAAAAT0/_rR4spU-0f4/DSCN5930_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a>Akhirnya setelah 6 bulan perjuanganku membuahkan berhasil juga, dimana bunga kertas atau bougenville yang kubawa dari orang tua ku yang jarang sekali bahkan sudh setahun tidak berbunga sekarang mulai berbunga.</p> <p align="justify">Gambar disamping kuambil sekitar bulan agustus terlihat sangat jauh karena dulu aku meragukan tanaman ini akan berbunga lagi, jadi aku menyimpan di halaman depan teras rumah hanya sebagai penambah hiasan saja. Tapi tetap aku berusaha agar menumbuhkan bunganya tetap saja tak kunjung berbunga dari menyiramnya 2 hari sekali, memberikan kompos lalu memotong beberapa dahannya  berpikir akan tumbuh bunganya tetap saja tak kunjung berbunga.</p> <p align="justify"><a href="http://lh5.ggpht.com/-exGoveH9CEY/VECxBkE6C8I/AAAAAAAAAT8/rWXuFhekmGQ/s1600-h/IMG_20141012_1836173.jpg"><img title="Growmore" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: right; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Growmore" align="right" src="http://lh6.ggpht.com/-VcyKKLnas-s/VECxCa3AOOI/AAAAAAAAAUE/VTvUhl2j7w4/IMG_20141012_183617_thumb.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a>Aku pun menggunakan Growmore sebuah pupuk buatan untuk daun dimana aku menggunakannya 1x seminggu karena aku berusaha untuk menghindari menggunakan pupuk buatan berusaha untuk menggunakan pupuk alami, cuma 8 kali atau 2 bulan saja aku menggunakannya. Pikir ku karena cukuplah 8 kali pemakaian sesuai dosis daun kembali tumbuh segar dan akhirnya bunga pun bermekaran, ternyata agak sedikit jauh dari perkiraan, pertumbuhannya batang semakin besar dan tumbuh cabang-cabang baru yang semakin besar tanaman bougenville ini.</p> <p align="justify">Namun daun cepat sekali berguguran hingga membuat banyak sampah sebelum bunga bermunculan, hampir putus asa dan kebosanan pun melanda karena sepertinya bukan daun yang hijau dan bunga yang indah yang ada namun sampah dari daun yang berguguran lah hiasi tanaman tersebut.</p> <p align="justify"></p> <p align="justify">Hingga akhirnya kubiarkan saja apa adanya dengan mengurangi pemakaian Growmore hanya sebulan sekali hingga 2 minggu yang lalu sekitar 27 September 2014 aku menemukan di dunia maya yang namanya ZPT (zat perangsang tanaman), tapi kebanyakan hanya sebagai peransang saja tidak ada yang lainnya, hingga aku menemukan sebuah pupuk plus ZPT terkandung didalamnya.</p> <p align="justify"><a href="http://lh3.ggpht.com/-8TMy395umt0/VECxEBZCmJI/AAAAAAAAAUM/tJweniCoVB4/s1600-h/IMG_20141012_1835053.jpg"><img title="D.I Grow" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="D.I Grow" align="left" src="http://lh4.ggpht.com/-6j3X2CnY-r4/VECxEy_YJAI/AAAAAAAAAUU/qFpEf7d3_TQ/IMG_20141012_183505_thumb.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a>Aku pun kembali mencari lebih tahu dan banyak tentang produk-produk pupuk plus ZPT, hingga dimana aku memutuskan menggunakan D.I Grow. D.I Grrow ini berbentuk cairan yang terbuat dari rumput laut Acadian Seawed,karena terbuat dari ekstrak rumput laut inilah alasan utama aku memilihnya.</p> <p align="justify">Aku mencoba membelinya yang botol kecil saja di toko pertanian di kota ku yang isinya 250 ml pada label kemasannya, seharga Rp 60.000</p> <p align="justify">Setelah membeli aku kembali ke rumah orang tua ku untuk searching dan browsing tentang penggunaannya walau pun di kemasan botolnya sudah tertera dosis penggunaannya, hanya sekedar memastikan saja.</p> <p align="justify">Esok harinya aku menggunakannya untuk diaplikasikan pada tanaman bougenvile atau kertas tersebut yang sebelumnyan sudah ku kasih Growmore terlebih dahulu. Daannnnnn…..syukur alhamdulillah  mulai 2 hari yang lalu sudah mulai bermunculan bunga, tidak hanya itu saja tunas-tunas baru semakin banyak, daun pun warnanya lebih baik dan cerah  </p> <p><a href="http://lh3.ggpht.com/-Hp7r7iva-04/VECxHhHoXkI/AAAAAAAAAUc/Wf6i7bQKfPw/s1600-h/DSCN59363.jpg"><img title="Setelah pemberian Growmore dan D.I Grow foto saat sempat pada malam hari" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: none; padding-top: 0px; padding-left: 0px; margin-left: auto; display: block; padding-right: 0px; border-top-width: 0px; margin-right: auto" border="0" alt="Setelah pemberian Growmore dan D.I Grow foto saat sempat pada malam hari" src="http://lh6.ggpht.com/-WZQC1aOo_mE/VECxIwQu61I/AAAAAAAAAUk/VCXrnmqbOt0/DSCN5936_thumb.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a>Maaf nih saat di foto pada malam hari karena pagi hari gak sempat mulu…kebanyaan lupa sih bukan karena sibuk (hehehehe)</p> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05619372247053348698noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8458416636594399395.post-10450878982938747602014-10-16T22:58:00.001-07:002014-10-16T22:58:00.850-07:00Santai bakar ubi dulu<p align="justify">Sebenarnya siang itu aku hendak mencoba membuat briket arang dari daun kering yang berguguran namun malas melanda terlebih sengatan mentari siang sangat membakar kulit, jadi karena daun kering sudah terbakar di kaleng pembakaran serta kebetulan juga saat aku mengumpulkan daun kering aku cabut ubi karena lahannya mau ku tanam dengan jenis tanam lain.</p> <p align="justify">Aku pun membakar ubi dan memakan ubi bakar yang kebetulan aku lapar hahahahahaha…</p> <p align="justify"><a href="http://lh5.ggpht.com/-fixh6MRaNb0/VECvY7FlR1I/AAAAAAAAASI/9YynnD9XJrg/s1600-h/IMG_20141009_1724053.jpg"><img title="Keleng bekas berisi daun kering" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Keleng bekas berisi daun kering" src="http://lh3.ggpht.com/-IL9ewRmUl-c/VECva1j7kVI/AAAAAAAAASQ/yRUieexBdHc/IMG_20141009_172405_thumb.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a><a href="http://lh6.ggpht.com/-R-nnjfWeRuI/VECvdbhYaDI/AAAAAAAAASY/2ZRFVfj2jXE/s1600-h/IMG_20141009_1723543.jpg"><img title="Beri besi untuk meletakkan ubi" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Beri besi untuk meletakkan ubi" src="http://lh5.ggpht.com/-JjFox0GoZuw/VECveqauEWI/AAAAAAAAASg/EtkjvvXLVtQ/IMG_20141009_172354_thumb.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a><a href="http://lh6.ggpht.com/-m3IV0ev465g/VECvi2xCjSI/AAAAAAAAASo/S9ilf4CPwpk/s1600-h/IMG_20141012_1330413.jpg"><img title="Saatnya bakar ubi (mmmmm)" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Saatnya bakar ubi (mmmmm)" src="http://lh6.ggpht.com/-1bXjOhfTyA4/VECvkIXFp-I/AAAAAAAAASw/5lZC_sh5XPc/IMG_20141012_133041_thumb.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a></p> <p align="justify"><a href="http://lh3.ggpht.com/-p2y_ak7m4Yc/VECvmeT1ztI/AAAAAAAAAS4/fIv2cIFRI3s/s1600-h/IMG_20141012_1409403.jpg"><img title="Ubi yang telah matang" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Ubi yang telah matang" src="http://lh5.ggpht.com/-ljQIiJF0GOc/VECvnb3PeOI/AAAAAAAAATA/gwmiJY-2IRg/IMG_20141012_140940_thumb.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a><a href="http://lh3.ggpht.com/-T2rs8Q-cWGM/VECvpsks8hI/AAAAAAAAATI/cyoNQ79rjqY/s1600-h/IMG_20141012_1403073.jpg"><img title="Kulita ubi yang telah sebagian terbuka" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Kulita ubi yang telah sebagian terbuka" src="http://lh4.ggpht.com/-nWV6HXGreYM/VECvqgFx-bI/AAAAAAAAATQ/8lE45kb29gg/IMG_20141012_140307_thumb.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a><a href="http://lh4.ggpht.com/-p20yNugPpf4/VECv3yu0gNI/AAAAAAAAATY/Wb7zSfPnEIg/s1600-h/IMG_20141012_1403293.jpg"><img title="Akhirnya masuk mulut, perut kenyang hati pun senang" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Akhirnya masuk mulut, perut kenyang hati pun senang" src="http://lh5.ggpht.com/-Y9TAU0Zj7qE/VECv5RtnfGI/AAAAAAAAATg/S4asPB8HL8o/IMG_20141012_140329_thumb.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a></p> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05619372247053348698noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8458416636594399395.post-16240397983627051332014-10-02T00:57:00.001-07:002014-10-02T01:06:15.808-07:00Mesin pompa air untuk sumur gali<p align="justify">Kali ini saya akan menceritakan tentang kisah suka duka menggunakan mesin pompa yang biasadan banyak digunakan oleh rumah tangga, namun saat ini saya akan membahas kisah dukanya yang membuat saya harus menunggu lama air tersedot oleh pompa air setelah setahun saya menggunakannya.</p> <p align="justify">Pompa itu untuk memompa air dari sumur gali ke fiber glass bawah yang terletak di lantai satu dan memompa dari fiber glass bawah ke fiber glass yang berada diatas di tempat jemuran, kurang lebih telah digunakan sekitar 1 tahun. Dengan pompa tersebut saya atau isteri tidak susah untuk mengisi air di bak kamar mandi  karena tinggal buka kran air mengucur lancar dan deras  dari penampungan fiber glass atas </p> <p align="justify"><a href="http://lh6.ggpht.com/-tWQPy8Tm7Cg/VC0FMofSMXI/AAAAAAAAARA/BR_yfIzpXV4/s1600-h/DSCN54963.jpg"><img title="Mesin pompa panasonic" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Mesin pompa panasonic" src="http://lh3.ggpht.com/-LD0VgD6qmrg/VC0FORw82WI/AAAAAAAAARI/lStvEBwaFdE/DSCN5496_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a></p> <p align="justify">Dengan menyambung pipa-pipa dan beberapa stop kran tepatnya 4 buah dimana 2 buah stop kran pipa menghubung dari sumur ke fiber glass bawah dan 2 buah stop kran lagi menghubung  dari fiber glass bawah ke fiber glass atas. Awal pembuatan itu adalah bapak saya yang kebetulan memang hobi dan memang bidangnya di air tepatnya dikenal ahli pengairan oleh orang-orang.di daerahku serta kebetulan sempat kerja di PU bagian pengairan.</p> <p align="justify">Dengan ilmu dan pengalamannya lah bapak merancang semua itu sehingga dengan pompa air listrik, pipa-pipa dan fiber glass, saya yang tinggal di rumah ini bisa menikmati air untuk seluruh aktifitas tidak susah lagi.Namun yang terjadi setelah setahun mulai menunjukkan gejala bermasalah awalnya susah untuk memompa dari fiber glass bawah ke fiber glass atas lalu dilanjutkan tidak kuatnya mesin pompa air untuk menyedot air yang berada di sumur gali, sudah setengah jalan di pompa air tak kunjug dari mengalir ke mesin mengakibatkan panasnya mesin pompa air dan kadang kala sampai berbunyi saking panasnya.</p> <p align="justify">Jarak antara sumur gali dan mesin pompa sekitar 2 meter dan jarak permukaan air hingga bibir sumur sekitar 30 cm ketika musim hujan, bila tidak bisa menyedit karena musim kemarau dengan muka air turun sih masih dianggap wajar namun saat itu adalah musim penghujan.</p> <p align="justify"><a href="http://lh4.ggpht.com/-zvXh5VZi3qQ/VC0FULUqjMI/AAAAAAAAARQ/J4Gz3U_x5kw/s1600-h/sumur%252520gali%25255B3%25255D.jpg"><img title="sumur gali" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="sumur gali" align="left" src="http://lh3.ggpht.com/--QYTNMGyHug/VC0FVjVDQ8I/AAAAAAAAARY/4VKkFCpcsmE/sumur%252520gali_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" width="200" height="155" /></a>Ingin sekali mengganti mesin pompa air dengan yang lebih besar daya hisap dan dorongnya namun pastinya harganya mahal juga, kebetulan aku juga belum cukup untuk membeli yang  baru sesuai keinginanku yang lebih baik dan bagus speknya dari yang lama. Belum lagi ada ketakutan akan terjadi hal yang sama tidak tahan lama dan tidak lama aku menggunakan mesin pompa yang model yang sama walapun lebih baik dan bagus.</p> <p align="justify">Setelah tanya sana sini dengan orang-orang dan berselancar di dunia maya, akhirnya kuputuskan untuk menggunakan mesin pompa yang di tempatkan di dalam sumur, aku pun bercerita keluh kesah ku pada bapak sebagai bahan referensi yang bagaimana pun bapakku lebih tahu akan air. Perdebatan pun mulai karena menurut bapak ku sesuai dengan ilmu dan pengalamannya pompa yang banyak orang gunakan seharusnya sudah bisa menyedot air di sumur ke fiber tanpa masalah dikatakan mungkin aku tidak sabar dan tidak benar dalam menggunakan mesin pompa airnya, namun ku bersikukuh bahwa yang terjadi di kenyataannya sangat susah dan lama untuk menyedot air mengakibatkan pulsa listrik cepat habis dan air pun tidak ada yang mengalir.</p> <p align="justify"><a href="http://lh4.ggpht.com/-rVyAtR9jjHs/VC0FZqZoDdI/AAAAAAAAARg/4XCbXGBFJdw/s1600-h/IMG_20140910_1759233.jpg"><img title="Kotak mesin pompa celup" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; margin: 0px 0px 0px 200px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Kotak mesin pompa celup" src="http://lh3.ggpht.com/-ApkWuJlw2Xc/VC0Fa2s69NI/AAAAAAAAARo/N0ZGSKpyPbY/IMG_20140910_175923_thumb.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a></p> <p align="justify">Akhirnya setelah perdebatan panjang bapak ku ternyata membeli mesin pompa celup buatan cina bukan yang merk terkenal dan ternama. Namun itu pun sebenarnya dibeli oleh bapakku untuk menyedot air ketika banjir di rumah bapak karena tiap musim penghujan tiba rumah orang tua sering kebanjiran maka beli mesin pompa celup.</p> <p align="justify">Yang sebelumnya pernah meminjam mesin pompa celup punya pamanku untuk menyedot air yang masuk rumah, namun tidak jadi dipakai karena air telah surut. Aku pun disuruh coba untuk menggunakan mesin pompa air celup di rumah ku untuk menyedot air dari sumur gali ke fiber glass.</p> <p align="justify">Aku pun membawanya dan coba menggunakannya di rumah ku, setelah dipasang ternyata……sruuuup air tersedot dengan mudahnya dan tak membutuhkan waktu yang lama sekitar 20 menit fiber glass terisi penuh.</p> <p align="justify"><a href="http://lh3.ggpht.com/-cR-6hbh4mOg/VC0FdE0Vl4I/AAAAAAAAARw/WR5ljXzx0i0/s1600-h/IMG_20140910_1758553.jpg"><img title="mesin pompa celup" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; margin: 0px 0px 0px 200px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="mesin pompa celup" src="http://lh6.ggpht.com/-n8Z9W7DSufQ/VC0Fee9TWFI/AAAAAAAAAR4/HTVWZytd38I/IMG_20140910_175855_thumb.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a></p> <p>Akhirnya aku menggunakan mesin pompa celup untuk menyedot sumur gali menggantikan mesin pompa air biasa. Yang bila musim kemarau sumur hanya berisi 1 gorong-gorong saja jika hari biasa 2 gorong-gorong sedangkan bila musim hujan sampai 3 buah gorong-gorong, kira-kira dalam sumur galinya sekitar 5 meter.</p> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05619372247053348698noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8458416636594399395.post-40972867775050974572014-08-31T22:21:00.001-07:002014-08-31T22:21:11.126-07:00Layaknya seperti biopori….???<p align="justify">Lubang biopori yang sudah lama dan sering didengungkan di mana-mana terutama di internet pada saya mencari jalan cara mencegah banjir di rumah, di dunia maya saya melihat begitu banyak dan antusisasnya masyarakat terhadap lubang biopori ini karena selain mengalirkan air masuk kedalam tanah juga dapat sebagai tempat pembuatan kompos.</p> <p align="justify">Terlebih lagi bagi kebanyakan orang yang tinggal di jawa misalnya dimana halamannya tertutup oleh cor-coran bangunan dan jalan, pohon-pohon berdiri tegak dan kokoh berganti bangunan tegak berdiri dan kokoh. Sehingga air yang jatuh tidak bisa meresap kedalam tanah mengakibatkan tergenang dan bila terlalu lama akan menyebabkan banjir, </p> <p align="justify"><a href="http://http://gerakanindonesiahijau.blogspot.com/2011/02/hijaukan-indonesia-dengan-biopori.html" target="_blank"><img title="Biopori-300x300" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Biopori-300x300" align="left" src="http://lh5.ggpht.com/-0rUtzW0x5wQ/VAQBcWb_b4I/AAAAAAAAAOg/Uw7jIjT5yfg/Biopori-300x300%25255B4%25255D.jpg?imgmax=800" width="217" height="221" /></a>Biopori adalah metode resapan air bertujuan untuk mengatasi banjir dan meningkatkan daya resap air pada tanah dengan membuat lubang sedalam 80-100cm dengan diameter 10-30cm, sehingga bisa mengurangi genangan air. </p> <p align="justify">Dan juga dapat mengisi lubang tersebut dengan sampah organik sehingga menghasilkan kompos dengan begitu dapat mengurangi permasalahan sampah dan memperbaiki tanah dengan komposnya. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R Brata, salah satu peneliti dari Instotut Pertanian Bogor.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Telah banyak yang mulai dan mengerti akan pentingnya Lubang Resapan Biopori (LRB), namun tidak sedikit pula yang masih menganggap remeh dan acuh akan LRB ini. Hal ini menurut saya sah-sah saja bila ada yang setuju dan tidak setuju atau suka dan tidak suka, semua dikembalikan setiap individunya seberapa pentingnya bagi mereka saat ini yang pastinya serta yang akan datang.</p> <p align="justify">Bagi saya yang tinggal di Pontianak, Kalimantan Barat sedikit membingungkan, hal ini disebabkan oleh karakteristik dan sifat tanah yang berbeda. Bila di Jawa sebagian besar bahkan mungkin hampir 90% lebih adalah memang tanah datarannya , sedangkan di Kalimantan datarannya mungkin lebih 90% adalah gambut. Yang saya ketahui dan berpendapat dari membaca buku dan info di dunia maya gambut bukanlah tanah namun penumpukan atau penimbunan bahan organik secara alami. Maka lebih sering disebut han gambut namun ada juga yang menyebutkan gambut itu dengan tanah.</p> <p align="justify"><a href="http://lh6.ggpht.com/-R5VFKkq3RWI/VAQBiKtt1iI/AAAAAAAAAOo/Jk_2UtMnzYw/s1600-h/DSCN5916%25255B4%25255D.jpg"><img title="Halaman telah ditutup pasir" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: right; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Halaman telah ditutup pasir" align="right" src="http://lh6.ggpht.com/-9EKbe7omStM/VAQBjKrJjqI/AAAAAAAAAOw/1lbA9Uci7VY/DSCN5916_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a>Yang saya alami dan rasakan selama ini bukan apakah gambut itu tanah atau lahan menyebutnya tapi yang saya rasakan adalah di saat musim penghujan gambut akan menyimpan air melebihi kapasitas serapnya sehingga menyebabkan becek dan tergenang. Bila di musim kering maka gambut tersebut akan kering dan rapuh sehingga mudah sekali terbakar jika terkena api bahkan bila membuang puntung rokok masih menyala belum mati benar bisa memicu kebakaran. </p> <p align="justify">Dari kebakaran tersebut menyebabkan asap yang bisa mengganggu aktifitas semua makhluk hidup yang ada…..oh iya gambut juga memiliki sifat lembut dalam arti bila kita injak kaki kita akan masuk lebih dalam dan serasa tersedot kedalam </p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Oleh karena itu pada halaman depan saya yang masih bergambut saya cangkul dan ambil gambutnya sekitar 30cm lalu ditimbun batu kali dan kerikil setebal 10cm, batu kali dan kerikil tersebut diratakan agar mempunyai permukaan rata namun tidak rapat ada celah sedikit.Sisa ketinggian yaitu 20 cm saya timbun dengan pasir kasar. agar rata pasirnya saya siram dengan air secukupnya agar basah saja.</p> <p align="justify">Pengerjaan menimbun dengan batu kali, kerikil dan pasir dalam 1 hari lalu dibiarkan 5 hari terkena panas sinar matahari dan jatuhnya air hujan, lalu hari ke 6 barulah saya membuat lubang dengan tongkat kayu sebesar pipa 2” sedalam 10cm. Pada lubang tersebut saya masukkan pipa paralonnya yang telah dipotong sepanjang 60cm, karena gambut sangat mudah memasukkan pipa tersebut namun sisakan 10cm dari pipa tidak ditimbun sekelilingnya oleh campuran batu kali, kerikil dan pasir.</p> <p align="justify"><a href="http://lh6.ggpht.com/-2KDR7SYqq5w/VAQBmK6ZBbI/AAAAAAAAAO4/TGuAIF8XsHo/s1600-h/DSCN5914%25255B3%25255D.jpg"><img title="Lubang yang diberi pipa paralon lalu di semen" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: right; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Lubang yang diberi pipa paralon lalu di semen" align="right" src="http://lh5.ggpht.com/-qEteEaUPK7I/VAQBn1slfUI/AAAAAAAAAPA/utYnJiomOG0/DSCN5914_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a><a href="http://lh3.ggpht.com/-oE--PYZQAfU/VAQBuijwnwI/AAAAAAAAAPI/8dCBkjWlLPQ/s1600-h/DSCN5907%25255B3%25255D.jpg"><img title="diletakkan pot bunga sebagai penghias dan penyerap CO2" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="diletakkan pot bunga sebagai penghias dan penyerap CO2" src="http://lh4.ggpht.com/-AC2ExmlJqtU/VAQBws4lXNI/AAAAAAAAAPQ/wH59LaVw2NQ/DSCN5907_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a></p> <p align="justify">Sisanya yang sedalam 10cm saya timbun dengan batu kali dicampur adukan semen dan pasir (1:1:1) sebagai penguat pipa pada lahan gambut. Agar tidak ada barang yang tidak diinginkan masuk misal sampah saya letakkan cetakan semen lingkar untuk menambah keindahan taman.</p> <a href="http://lh3.ggpht.com/-6PTbVQ1awlU/VAQB0nBIdqI/AAAAAAAAAPY/11hkIY1uojg/s1600-h/DSCN5923%25255B3%25255D.jpg"><img title="Lubang yang diberi pipa paralon lalu di semen" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Lubang yang diberi pipa paralon lalu di semen" src="http://lh6.ggpht.com/-hGKhXlxSb9o/VAQB15ou3KI/AAAAAAAAAPg/aCVhQ6gH4xc/DSCN5923_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a><a href="http://lh3.ggpht.com/-HZ1hxu9L5C4/VAQB7uyoBWI/AAAAAAAAAPo/mHEVoY23jKY/s1600-h/DSCN5922%25255B3%25255D.jpg"><img title="semen yang dibentuk lingkaran diletakkan diatas lubang" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="semen yang dibentuk lingkaran diletakkan diatas lubang" src="http://lh3.ggpht.com/-mXCC-SahtgI/VAQB8el1vFI/AAAAAAAAAPw/yk_kdbx0DV4/DSCN5922_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a> <a href="http://lh3.ggpht.com/-o14doZgyYqU/VAQB_i5EmhI/AAAAAAAAAP4/C_mSYHxGy88/s1600-h/DSCN5920%25255B3%25255D.jpg"><img title="semen yang dibentuk lingkaran diletakkan diatas lubang" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="semen yang dibentuk lingkaran diletakkan diatas lubang" src="http://lh3.ggpht.com/-3odXXE6eZYw/VAQCA8x3foI/AAAAAAAAAQA/Pc1T_mRlQFk/DSCN5920_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a><a href="http://lh5.ggpht.com/-vvgk19KRDb8/VAQCDZrTF8I/AAAAAAAAAQI/csrsl1fIfAM/s1600-h/DSCN5908%25255B3%25255D.jpg"><img title="dikelilingi oleh pot tanaman" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="dikelilingi oleh pot tanaman" src="http://lh4.ggpht.com/-cd0-Wigu16k/VAQCHJc7M0I/AAAAAAAAAQQ/Itkh6QyiyMc/DSCN5908_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a><a href="http://lh6.ggpht.com/-YpdfWgN2EbI/VAQCJ8lqFfI/AAAAAAAAAQY/6YKg2CXxXuk/s1600-h/DSCN5917%25255B3%25255D.jpg"><img title="Ubang yang telah jadi" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Ubang yang telah jadi" src="http://lh3.ggpht.com/-apTLG0QqKrs/VAQCK06TuLI/AAAAAAAAAQg/KyOfw5H2Frk/DSCN5917_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a><a href="http://lh3.ggpht.com/-pPK0co3O9hw/VAQCNXNdBWI/AAAAAAAAAQo/YwxGpzZmYTE/s1600-h/DSCN5909%25255B3%25255D.jpg"><img title="dikelilingi oleh pot tanaman" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="dikelilingi oleh pot tanaman" src="http://lh4.ggpht.com/-mSfGwMFrL3A/VAQCQsNRVDI/AAAAAAAAAQw/5cAkzJsW3W0/DSCN5909_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a> <p align="justify">Syukur alhamdulillah sekarang halaman saya bebas banjir dan becek saat hujan serta tidak kering dan rapuh saat kering/kemarau melanda. Tapi kalo untuk membuat kompos sih saya lom tahu karena pipa paralon selau terisi oleh air karena musim kering/kemarau lom tiba. Jadi selama ini hanya untuk menghidar genangan air saja.</p> <p align="justify">Untuk menambah keindahan di letakkan beberapa tanaman dalam pot selain itu juga sebagai penyerap CO2 melepaskan O2 untuk sirkulasi udara.</p> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05619372247053348698noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8458416636594399395.post-31502165680692746662014-05-09T21:36:00.001-07:002014-05-09T21:38:21.375-07:00Memanen air hujan (bagian 3 – tandon fiber glass dan tempayan )<p align="justify"><a href="http://fiber.indonesia123.com/" target="_blank"><img title="Fiber Glass" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Fiber Glass" align="left" src="http://lh4.ggpht.com/-ZIRFf9qb-i8/U22sWpikdHI/AAAAAAAAALg/HqHZzpm0fBo/Tangki-Air-Fiber%25255B8%25255D.jpg?imgmax=800" width="212" height="181" /></a>Setelah saya berbagi cara memanen air hujan dengan cara menggunakan paving dan parit dengan bak kontrol yang telah saya ceritakan pada tulisan sebelumnya, kali ini saya akan berbagi cara menampungnya dengan tandon fiber glass dan tempayan.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Dari bahannya saja saya mengira baiknya dan bagusnya menyimpan air adalah di dalam tempayan karena menurut saya lebih jernih, lama berlumut namun mudah pecah dan kurang bisa dipindah-pindahkan.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><a href="http://lh6.ggpht.com/-W-Ysoq-uPEE/U22sZ0VpQQI/AAAAAAAAALo/f6I5CdCSB9I/s1600-h/20121023031607%252520%2525282%252529.mpg_snapshot_00.01_%25255B2013.12.09_14.25.19%25255D%25255B3%25255D.jpg"><img title="Tempayan semen" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; float: right; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="Tempayan semen" align="right" src="http://lh6.ggpht.com/-QPtMoNuWTq8/U22sauW2XyI/AAAAAAAAALw/QQMape5Utvg/20121023031607%252520%2525282%252529.mpg_snapshot_00.01_%25255B2013.12.09_14.25.19%25255D_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" width="174" height="142" /></a>Sedangkan di tandon fiber glass air kurang jernih bila tanpa penjernih air, cepat berlumut/kotor namun lebih kuat terhadap cuaca dan mudah untuk dipindah-pindahkan. Itulah pendapat pribadi saya mungkin ada yang kurang dan lebihnya bahkan salah saya mohon maaf.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Fiberglass dengan ukuran 1050 liter saya letakkan dekat sumur gali dengan jarak 1 meter, menggunakan pompa air biasa untuk menyedot dari sumur gali mengalirkannya ke fiberglass melalui pipa. Namun pada pompa air pipanya saya cabangkan karena pompa itu juga berfungsi sebagai mengalirkan air dari fiberglass ukuran 1050 liter yang berada di bawah ke fiberglass diatas berukuran 650 liter.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><a href="http://lh5.ggpht.com/-VRRTuu0bD8c/U22sc6nItzI/AAAAAAAAAL4/XL5KMZKslKY/s1600-h/DSCN5690%25255B4%25255D.jpg"><img title="DSCN5690" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="DSCN5690" align="left" src="http://lh3.ggpht.com/-TPIDCRH_S5o/U22sefAgrYI/AAAAAAAAAMA/MuiIzZzDTIQ/DSCN5690_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" width="195" height="150" /></a>Yang sering terjadi adalah air akan kotor saat dipindahkan dari sumur ke fiberglass bawah, oleh karena itu saya akan menunggu 1 –2 jam hingga kotoran mengendap dulu baru dialirkan ke fiber atas.</p> <p align="justify">Kadangkala bila kotor sekali biasanya pada musim kemarau saat air tanah surut tanah akan ikut tersedot kedalam fiberglass bawah, saya menggunakan tawas atau PAC untuk mengendapkan kotorannya kedasar fiberglass dulu. </p> <p><a href="http://lh4.ggpht.com/-Z4HTEMn4WM4/U22sgjdYpCI/AAAAAAAAAMI/S6kKoAzX6II/s1600-h/DSCN5482%25255B4%25255D.jpg"><img title="DSCN5482" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; float: right; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="DSCN5482" align="right" src="http://lh5.ggpht.com/-2oIUwuz1kGY/U22shs4dCuI/AAAAAAAAAMQ/2kbLItMJBXw/DSCN5482_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" width="193" height="148" /></a></p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Sumur gali terletak tepat di depan pintu garasi sedangkan fiberglassnya di samping garasi dan pompa air diletakkan didalam garasi, untuk menghubungkan sumur dengan pompa dan fiberglass saya menggunakan pipa 1/2 inchi lalu saya cabangkan satu untuk menyedot dari sumur dan fiberglass bawah serta mengalirkan ke fiberglass bawah dan fiberglass atas menggunakan stop kran.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Agar tidak lupa di atas mesin pompa air ditempel tulisan cara membuka tutup stop kran untuk</p> <a name='more'></a> <p align="justify"> mengalir air sumur ke fiberglass bawah dan dari fiberglass bawah ke fiberglass atas, selain itu agar orang lain selain saya dan bapak saya  bisa menggunakannya. Sebenarnya ini adalah ide bapak saya agar mudah mengalirkan air dan kebetulan  di kota saya bapak saya cukup dikenal sebagai ahli bidang air dan sering jadi pembicara mengenai air bahkan sering diundang oleh PDAM daerah.</p> <p align="justify"><a href="http://lh5.ggpht.com/-UeH-zA9JS84/U22silSNPJI/AAAAAAAAAMY/H1jazxYwq7c/s1600-h/DSCN5692%25255B3%25255D.jpg"><img title="Penggunakan stop kran" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="Penggunakan stop kran" src="http://lh4.ggpht.com/-JsEzX-vRf6I/U22sjHHyfmI/AAAAAAAAAMg/Hlhxd289mG4/DSCN5692_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a><a href="http://lh6.ggpht.com/-iXKBqHOu9sk/U22skOQUU-I/AAAAAAAAAMo/J8dR_YAElkA/s1600-h/DSCN5691%25255B3%25255D.jpg"><img title="Mesin pompa dengan pipa percabangannya" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="Mesin pompa dengan pipa percabangannya" src="http://lh4.ggpht.com/-kfcBsm0oiZ4/U22sk9wTq6I/AAAAAAAAAMw/h8nogbOd1bw/DSCN5691_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a></p> <p align="justify">Syukur alhamdulilah saya tidak perlu repot lagi mencari orang yang mengerti tentang air terutama air bersih sebagai sumber tanya. Namun tidak semua apa yang dikatakan dan dijawab oleh bapak saya bisa saya terima karena sudut pandang yang berbeda, contoh yang jelas saja pada saat halaman depan bapak saya menginginkan agar di cor habis hingga pagar. Hal ini agar tidak becek saat hujan tiba tanahnya dan langsung terbuang ke parit, sedangkan saya menginginkan menggunakan paving agar air mudah terserap ke dalam tanah dulu baru terbuang ke parit.</p> <p align="justify">Tidak ada yang salah dan benar antara kami mengenai halaman depan hanya sudut pandang dan latar belakang pendidikan serta pengalaman kerjanya saja.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><a href="http://lh4.ggpht.com/-0-iyo95xQTc/U22smLH2-YI/AAAAAAAAAM4/YLHYH_MysTg/s1600-h/DSCN5700%25255B3%25255D.jpg"><img title="DSCN5700" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="DSCN5700" align="left" src="http://lh6.ggpht.com/-751ssrMOG2A/U22sm0zZ0FI/AAAAAAAAANA/-SX0j2maKKk/DSCN5700_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a>Kembali lagi ke pokok pembahasannya (hehehe.. kayak materi di sekolah dan kuliah saja), saat fiberglass bawah telah terisi air sumur mesin pompa saya matikan sambil menunggu kotoran air di fiberglass bawah mengendap. Setelah sekitar 1-2 jam baru saya sedot air di fiberglass bawah dialirkan ke fiberglass atas.</p> <p align="justify">Di fiberglass atas lah air disebarkan melalui pipa untuk mesin cuci pakaian, tempat cuci piring, bak air kamar mandi.</p> <p align="justify"> Selain untuk menampung air dari sedotan di sumur fiberglass atas dan bawah juga berfungsi untuk menampung air hujan yang jatuh ke talang yang dialirkan melalui pipa juga ke fiberglass.</p> <p align="justify">Luapan air pada fiberglass saya arahkan melalui pipa 1 1/2 inchi ke tempayan yang berjumlah 3 buah yang telah disambung dengan pipa juga hingga terbentuk layaknya bejana berhubungan (kalo lupa apa itu bejana berhubungan cari di mbah google atau tanya anak sekolah aja).</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><a href="http://lh4.ggpht.com/-WZLcmgtEJFI/U22soDgCkKI/AAAAAAAAANI/SvAcVst_hKk/s1600-h/DSCN5652%25255B3%25255D.jpg"><img title="antar tempayan berhubungan melalui pipa" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="antar tempayan berhubungan melalui pipa" src="http://lh6.ggpht.com/-8B-IMOpVGdU/U22so25dIzI/AAAAAAAAANQ/YiMJ1ryVC2A/DSCN5652_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a><a href="http://lh3.ggpht.com/-9Pss3iTM2qI/U22sqDxlctI/AAAAAAAAANY/1oblzDzRCf8/s1600-h/DSCN5654%25255B3%25255D.jpg"><img title="layaknya bejana berhubungan, pipa kecil untuk menyedot kembali ke atas" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="layaknya bejana berhubungan, pipa kecil untuk menyedot kembali ke atas" src="http://lh4.ggpht.com/-5XwEd6ra9g4/U22sqxPnElI/AAAAAAAAANg/gpoxHTGTYb8/DSCN5654_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a></p> <p align="justify">Pada gambar diatas sebelah kanan pipa buangan dari luapan air belum dipasang saat saya mengambil gambarnya. Begitu banyak pipa yang terpasang hingga kurang indah dipandang tapi gak apa-apalah yang penting mudah mendapatkan dan menampung air.</p> <p align="justify">Air yang ada di 3 tempayan itu yang berupa luapan air dari fiberglass saya sedot lagi menggunakan mesin pompa satu lagi yang berada diatas   melalui pipa 1/2 inchi. Ternyata setelah cari kesana kemari ternyata tempayan itu mengunakan prinsip koala menampung luapan fiberglass, coba saja cari di internet lebih jelasnya prinsip koala dalam menampung air.  </p> <p><a href="http://lh6.ggpht.com/-W58pqCxTZzc/U22ssK98PrI/AAAAAAAAANo/o-rg8RGXxqY/s1600-h/DSCN5697%25255B3%25255D.jpg"><img title="mesin pompa di atas yang ditutup seng agar terhindar panas dan hujan" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="mesin pompa di atas yang ditutup seng agar terhindar panas dan hujan" src="http://lh5.ggpht.com/--3DS-7zdzEo/U22stGqn2OI/AAAAAAAAANw/iIsIZeWk22E/DSCN5697_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a><a href="http://lh5.ggpht.com/-TkM_YbVGbYg/U22suN0X8UI/AAAAAAAAAN4/ZOPgi_aOCLc/s1600-h/DSCN5696%25255B3%25255D.jpg"><img title="Pipa kecil mengalirkan ke dalam rumah" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="Pipa kecil mengalirkan ke dalam rumah" src="http://lh4.ggpht.com/-ocPyYGEqkgY/U22su-cDmkI/AAAAAAAAAOA/esHyTRYZcNQ/DSCN5696_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a><a href="http://lh3.ggpht.com/-eL5VwZsTxbc/U22swL-1NlI/AAAAAAAAAOI/Fg8ym9otzLM/s1600-h/DSCN5489%25255B4%25255D.jpg"><img title="Fiberglass atas serta pompa" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="Fiberglass atas serta pompa" src="http://lh3.ggpht.com/-uTbvlmmFCJo/U22sw1uu5xI/AAAAAAAAAOQ/XJZ6JQlf_Hg/DSCN5489_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a></p> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05619372247053348698noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8458416636594399395.post-87370866138582782742014-05-08T20:35:00.001-07:002014-05-08T20:35:38.472-07:00Membuat paving sendiri<p align="justify"><em><a href="http://www.batusenialam.com/Conblock.html" target="_blank"><img title="conblock tru-pave" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="conblock tru-pave" src="http://lh3.ggpht.com/-iVTR1XHJwSg/U2xM5h3sgyI/AAAAAAAAAKg/NsadNyCQFpQ/conblock%252520tru-pave%25255B4%25255D.jpg?imgmax=800" width="241" height="244" /></a></em></p> <p align="justify"><em>Paving Block adalah salah satu produk </em><a href="http://www.pd-mja.com/"><em>bahan </em></a><em>bangunan yang terbuat dari komposisi campuran semen portland atau bahan pereket hidrolis sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton. Bahan bangunan ini digunakan sebagai </em><a href="http://www.pd-mja.com/"><em>salah </em></a><em>satu alternatif pengerasan permukaan tanah atau dijadikan penutup tanah dan dikenal juga dengan sebutan bata beton (concrete block) atau conblock. (sumber:</em><a href="http://www.pd-mja.com/2014/03/paving-adalah.html" target="_blank"><em>pd-mja</em></a><em>)</em></p> <p align="justify"><em></em></p> <p align="justify"><a href="http://lh3.ggpht.com/-isQTrbeyfHo/U2xM8MOK6zI/AAAAAAAAAKo/LMBMNjzR2Ew/s1600-h/DSCN5825%25255B4%25255D.jpg"><img title="Paving telah jadi tinggal tunggu kering dan mengeras" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; float: right; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="Paving telah jadi tinggal tunggu kering dan mengeras" align="right" src="http://lh5.ggpht.com/-AZnkfHLA_GE/U2xM8-eRXtI/AAAAAAAAAKw/_H8KQBXYdIg/DSCN5825_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" width="163" height="125" /></a>Dengan menggunakan paving maka kita bisa membuat jalan yang dikeraskan namun tetap bisa  meresapkan air ke dalam tanah, karena dasar peletakannya tanah. Hal ini menyebabkan air hujan atau air yang melewatinya dapat terserap langsung ke dalam tanah sehingga mengurangi timbulnya banjir, daripada kita mencor atau menutup habis halaman kita dengan semen.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Kita tau bahwa dengan banjirnya halaman rumah dapat menyebabkan kerusakan barang-barang yang ada dirumah karena air. Oleh sebab itu saya tidak menutup atau mencor halaman depan saya yang menghdap jalan dengan cor tapi dengan paving, paving tersebut saya buat sendiri karena biayanya lebih murah dan hemat namun memerlukan tenaga dan waktu.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><a href="http://lh3.ggpht.com/-00CxfkS37SY/U2xM_CRSyRI/AAAAAAAAAK4/DXANNnaIHi4/s1600-h/DSCN5828%25255B4%25255D.jpg"><img title="Ember" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; float: right; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="Ember" align="right" src="http://lh4.ggpht.com/-CZ0qcN-gYNs/U2xM_9PERuI/AAAAAAAAALA/eM8nRGdUiO0/DSCN5828_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" width="177" height="136" /></a>Dengan perbandingan 3:1 antara pasir dan semen, biasanya saya menggunakan ember plastik yang biasa tukang bangunan pakai untuk mengaduk semen ditambah sedikit air. Saya membuat paving yang biasa saja yaitu conblock.</p> <p align="justify">Dengan alat cetak yang sudah saya singgung sebelumnya walau sekilas terbuat dari casing CPU (komputer desktop) yang diberi engsel agar mudah dibuka saat campuran semen dan pasir serta air telah terbentuk.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Dalam sehari saya hanya mampu membuat 10-15 buah paving, namun harus diingat saat musim penghujan paving lama keringnya dan kadang kala malah pecah. Pengeringan sebaiknya dilakukan selama 28 hari agar hasil yang ada kuat dan tahan lama. </p> <p><a href="http://lh6.ggpht.com/-5JTsfe69ZZE/U2xNBdTQiVI/AAAAAAAAALI/4iNVlA_-Eeo/s1600-h/DSCN5812%25255B3%25255D.jpg"><img title="Pembuatan dan alat cetak paving" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="Pembuatan dan alat cetak paving" src="http://lh3.ggpht.com/-VIi1rxdwJfY/U2xNB3gbCVI/AAAAAAAAALQ/AtHaCzAW2rE/DSCN5812_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a></p> <p align="justify">Dengan membeli 1 sak semen kira-kira seharga 60rb dan pasir 1 pick up kira-kira seharga 200rb kita bisa membuat 500 buah paving, berarti kita mengeluarkan uang kurang lebih 260rb ditambah pembelian sendok semen dan ember totalnya 300rb kita sudah bisa membuatnya. Coba bandingkan jika kita membeli conblock jadi di pasaran kisaran harga terendah 6000, jika kita membeli 500 buah berarti 3 juta uang yang harus kita keluarkan.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Dengan begitu kita bisa hemat 2,7 juta atau 1/10 nya kita bisa gunakan uang tersebut untuk yang lainnya, tapi yang harus kita keluarkan adalah tenaga dan waktunya. </p> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05619372247053348698noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8458416636594399395.post-38907069920522396132014-04-27T22:30:00.001-07:002014-04-27T22:30:28.679-07:00Memanen air hujan (bagian 2-parit dengan bak kontrol )<p><a href="http://lh6.ggpht.com/-B6zIEhGc9NI/U13nKKpA6yI/AAAAAAAAAIg/YIVdFcNrk5c/s1600-h/DSCN57973.jpg"><img title="Pembuatan parit menggunakan cangkul" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Pembuatan parit menggunakan cangkul" src="http://lh4.ggpht.com/-VMybtvyh3qU/U13nK25PU2I/AAAAAAAAAIo/ouYsYOXuOBs/DSCN5797_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a></p> <p align="justify">Selain menggunakan paving sebagai daerah penangkap air saya menggunakan parit seperti biasanya hanya saja yang membedakan parit saya adalah air yang ada tidak saya alirkan langsung ke parit besar atau sungai namun saya arahkan ke bak dulu kalo luber baru ke parit besar atau sungai. Bak yang saya buat ada 2, dimana yang satu sebagai bak kontrol berada di dalam pagar rumah sedangkan yang satunya bak penampungnya berada diluar pagar rumah.</p> <p align="justify"> </p> <p> </p> <p align="justify"><a href="http://lh5.ggpht.com/-3drzOzApK0c/U13nMfe2pKI/AAAAAAAAAIw/MG1AL0ZYz-4/s1600-h/DSCN58209.jpg"><img title="Pagar pembatas sebelah kiri bak kontrol, kanan penampung" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Pagar pembatas sebelah kiri bak kontrol, kanan penampung" align="left" src="http://lh6.ggpht.com/-hqu3P0Z-T4w/U13nNChARTI/AAAAAAAAAI4/C0z3XDM-P1Q/DSCN5820_thumb3.jpg?imgmax=800" width="239" height="167" /></a>Cukup lama saya membuat parit sekitar 1 bulan dan bak kontrol dan penampung hingga tulisan ini ada belum jadi, karena terkendala musim penghujan dan membuatnya juga hanya di hari libur yaitu hari minggu saja<img class="wlEmoticon wlEmoticon-openmouthedsmile" style="border-top-style: none; border-left-style: none; border-bottom-style: none; border-right-style: none" alt="Open-mouthed smile" src="http://lh3.ggpht.com/-1ZPRm5wnzO0/U13nNnIXpDI/AAAAAAAAAJA/HOK79B6BIg8/wlEmoticon-openmouthedsmile2.png?imgmax=800" />.</p> <p align="justify">Gambar di samping adalah pagar dimana nantinya akan sebelah kiri pagar pada gambar dibuat bak kontrol seluas 50cm x 20cm, sedangkan sebelah kanan dibuat bak penampungnya.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><a href="http://lh5.ggpht.com/-EPc6PQj9H20/U13nPc6elBI/AAAAAAAAAJI/tlVGxi1Kcu8/s1600-h/DSCN58147.jpg"><img title="saluran parit" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: right; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="saluran parit" align="right" src="http://lh6.ggpht.com/-qLE7jYNlmNQ/U13nQO6Qv4I/AAAAAAAAAJQ/E2lyomgSEXw/DSCN5814_thumb1.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a>Parit yang saya buat sepanjang pagar  menghadap keluar rumah  namun disebelahnya saya buat taman mini untuk pemandangan dan depan garasi sebelah tempat pemasangan paving. Namun yang harus diperhatikan adalah penumpukan tanah, pasir atau sampah pada dasar parit, yang bisa mengkibatkan tersumbatnya parit menimbulkan bau tidak sedap dan meluap ke tempat yang tidak diinginkan.</p> <p align="justify">Pada ujung parit kemana akan kita buang air hujan tersebut disana saya buat bak kontrol itu. Lalu dengan pipa saya sambungkan ke bak penampung namun hingga saya tulis kisah ini saya belum membuat bak penampungnya baru bak kontrol saja.</p> <p align="justify"><a href="http://lh3.ggpht.com/-8bO62IJDbKs/U13nRKTR-dI/AAAAAAAAAJY/Gq1HLsr8ZCM/s1600-h/DSCN58157.jpg"><img title="saluran parit juga" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; margin: 0px 30px 0px 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="saluran parit juga" src="http://lh5.ggpht.com/-AvxpD3cZt1Q/U13nRwccr3I/AAAAAAAAAJg/tjer0jkv5is/DSCN5815_thumb1.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a><a href="http://lh4.ggpht.com/-ZRPsNolbXAQ/U13nTA3uruI/AAAAAAAAAJo/O8mZDx_0shI/s1600-h/DSCN58167.jpg"><img title="saluran parit menuju bak kontrol" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; margin: 0px 0px 0px 150px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="saluran parit menuju bak kontrol" src="http://lh6.ggpht.com/-fprJH28Rhpc/U13nUJm0uNI/AAAAAAAAAJw/-JaIfx-CAhw/DSCN5816_thumb1.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a></p> <p align="justify">Bak kontrol memang sudah jadi namun belum sempurna menurut saya karena pada bak kontrol tersebut akan saya isi dengan batu, pasir kasar, pasir halus, ijuk, spon/ busa.</p> <p align="justify">Jadi selama ini air parit mengalir ke bak kontrol yang nantinya akan disi di buang ke halaman samping menebus pagar melalui pipa pralon. </p> <p align="justify">Syukur bisa mengurangi banjir dihalaman rumah namun membuat banjir di tanah samping luar pagar rumah…hehehe</p> <p align="justify"> </p> <p> </p> <p><a href="http://lh4.ggpht.com/-c-uj5vzoN1w/U13nYav9TTI/AAAAAAAAAJ4/4tSu_bA_2qo/s1600-h/DSCN5819%25255B3%25255D.jpg"><img title="Bak kontrol yang belum jadi" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="Bak kontrol yang belum jadi" src="http://lh6.ggpht.com/-ZKvHSQN7_cc/U13nZTCXaII/AAAAAAAAAKA/OxGwC32W-Jg/DSCN5819_thumb.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a><a href="http://lh3.ggpht.com/-x0krIl3vaFU/U13nbeTADDI/AAAAAAAAAKI/r3H5eOfxnh0/s1600-h/DSCN5826%25255B3%25255D.jpg"><img title="bak kontrol jadi" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; margin: 0px 0px 0px 50px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="bak kontrol jadi" src="http://lh4.ggpht.com/-dWcdF8EeleM/U13ncRKRwvI/AAAAAAAAAKQ/RXWcpCZQIN4/DSCN5826_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a></p> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05619372247053348698noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8458416636594399395.post-58751026305246460072014-04-25T22:15:00.001-07:002014-04-25T22:15:37.116-07:00memanen air hujan (bagian 1-dengan paving)<p align="justify"><a href="http://lh4.ggpht.com/-U7C83IKAWpY/U1s_ia-LVnI/AAAAAAAAAGg/fgGTO_FNRSc/s1600-h/DSCN57984.jpg"><img title="Parit" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Parit" align="left" src="http://lh3.ggpht.com/-MwlhV77qyoI/U1s_lAsjatI/AAAAAAAAAGo/pDnU2kfjqkI/DSCN5798_thumb1.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a>Air merupakan kebutuhan pokok manusia baik digunakan sebagai air minum, mandi, mencuci, menyiram tanamandan lain sebagainya.</p> <p align="justify">Saya yang tinggal dikabupaten Kubu Raya kota Pontianak daerah Kalimantan Barat  dimana masih belum adanya jaringan air bersih dari PDAM, hanya mengandalkan air sumur gali dan air hujan harus pintar-pintar mengelola dan mengatur sebaik mungkin air yang ada.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Orang-orang sekitar hanya mengandalkn sumur baik gali maupun gor dan air parit saja yang kebetulan masih bersih jauh dari pencemaran sampah atau lainnya. Oleh karena itu halaman depan rumah tidak saya tutup atau cor sengan semen, hal ini agar air hujan yang turun mengenai halaman depan dapat terserap masuk ke dalam tanah menjadi air tanah. Sebagai gantinya saya gunakan paving block model conblock agar kala hujan air tetap menembus tanah melalui celah-celah paving block.</p> <p align="justify"><a href="http://lh3.ggpht.com/-KDMRk0cX1uE/U1s_-PKXfVI/AAAAAAAAAGw/3Xq4h02WLK4/s1600-h/DSCN5807%25255B3%25255D.jpg"><img title="DSCN5807" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; float: right; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="DSCN5807" align="right" src="http://lh4.ggpht.com/-oU9XG9qnv7M/U1tAC5yV0yI/AAAAAAAAAG4/m_RPPYccTt0/DSCN5807_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a>Akhirnya saya buat sendiri conblok yang sebelumnya saya minta tolong teman saya untuk membuat  dan baru jadi 5 buah dan masih coba-coba hanya 3 yang jadi berhasil sedangkan yang 2 jadi gagal dengan sompel sana sini.<a href="http://lh4.ggpht.com/-6FQVKfiTtJo/U1tAQrKqHHI/AAAAAAAAAHA/uB27yHqT9x4/s1600-h/DSCN5808%25255B3%25255D.jpg"><img title="DSCN5808" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="DSCN5808" align="left" src="http://lh5.ggpht.com/-k3PL2_JAQaA/U1tASUFAllI/AAAAAAAAAHI/uM0eKG0QphE/DSCN5808_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a></p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Namun setelah cari info kesana kemari dan akhirnya ketemu lebih baik dan tepatnya menggunakan grass block dikarenakan pada grass block terdapat lubang yang bisa kita kasih tanah sedikit serta menanam rumput sehingga bisa menyerap air dan menambah keindahan dengan warna hijau selain warna abu-abu semen.</p> <p align="justify"><a href="http://lh4.ggpht.com/-gv2THrCnHXE/U1tAeuBe_EI/AAAAAAAAAHQ/wAJkU3F1YHc/s1600-h/DSCN5806%25255B3%25255D.jpg"><img title="DSCN5806" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; float: right; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="DSCN5806" align="right" src="http://lh3.ggpht.com/-BI8yS4OR8wM/U1tAghmFf3I/AAAAAAAAAHY/obhfQT0BvAE/DSCN5806_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a></p> <p align="justify">Tanah yang tersisa pada bagian depan 2 m x 9 m saya bagi dua bagian dimana setengahnya akan saya gunakan sebagai jalan masuk menggunakan paving setengahnya lagi sebagai taman kering dengan diberi pembatas semen.</p> <p align="justify">Tanah yang akan dipasang paving saya beri pasir halus lalu diratakan dan dibiarkan selama seminggu agar padat terus sambil di padatkan dengan cangkul setelah seminggu di berikan lagi pasir kasar dan dipadatkan lagi.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><a href="http://www.besserblockcentre.com.au/grass_pavers.html" target="_blank"><img title="grass block" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; float: right; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="grass block" align="right" src="http://lh3.ggpht.com/-XywgLPjeGHQ/U1tAhgr9UyI/AAAAAAAAAHg/VX3TV0HvuJU/grass%252520block%25255B4%25255D.jpg?imgmax=800" width="148" height="101" /></a>Dengan grass block memang tampak lebih bagus namun ternyata harganya cukup mahal sekitar 60.000/buah. Terlebih dengan rerumputan yang ada disela-selanya membuat lahaman tidak monoton itu-itu saja namun ada warna hijau dari rerumputan yang tumbuh.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><a href="http://http://www.besserblockcentre.com.au/grass_pavers.html" target="_blank"><img title="aplikasi grass block" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="aplikasi grass block" align="left" src="http://lh6.ggpht.com/-BD7-TX8L5lU/U1tAjXbFV6I/AAAAAAAAAHo/1Z7NUWwlN0U/aplikasi%252520grass%252520block%25255B6%25255D.gif?imgmax=800" width="195" height="170" /></a>Gambar disamping adalah contoh aplikasinya sungguh indah dilihat mata selain itu fungsi rumput juga sebagai menyerap air kedalam tanah lebih cepat walau pun tidak secepat tanaman yang lebih besar.</p> <p align="justify">Namun karena untuk penghematan atau irit biaya (kata orang-orang pelit bahkan isteri saya juga bilang saya sih bukan hemat tapi pelit), maka saya berencana membuat grass block sendiri namun karena susah dan bingung buatnya akhirnya saya buat paving block (tipe con block) dengan tengahnya saya kasih potongan paralon 1 1/2“ setinggi paving block (pada gambar paling kanan). </p> <p align="justify">Paralonnya juga sisa dari potongan pipa dari pembuatan pembuangan air untuk kamar mandi dan cucian. Proses pembuatan con block baik yang berlubang dan tidak berlubang mencampurkan semen ditambah pasir dan sedikit air (15% semen : 80% pasir : 5% air = 1 bagian semen + 4 bagian pasir + sedikit air, agar agak basah sedikit)  </p> <p align="justify">Sedangkan alat cetaknya saya buat dari penutup casing PC yang sudah tidak terpakai lagi dengan pengunci engsel. </p> <p align="justify"> </p> <p><a href="http://lh5.ggpht.com/-FsM16nxocVQ/U1tAsAb5TKI/AAAAAAAAAHw/gmqZfMcUJV0/s1600-h/DSCN5811%25255B3%25255D.jpg"><img title="Paving conblock buatan sendiri" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="Paving conblock buatan sendiri" src="http://lh4.ggpht.com/-h-V2C3uRt_s/U1tAtaBHjMI/AAAAAAAAAH4/BdiqhEeX_pc/DSCN5811_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a><a href="http://lh3.ggpht.com/-XHTRYJOAgI0/U1tA5N8_eXI/AAAAAAAAAIA/ghp2RzYcQJY/s1600-h/DSCN5812%25255B3%25255D.jpg"><img title="Paving conblock buatan sendiri" style="border-top: 0px; border-right: 0px; background-image: none; border-bottom: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; border-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px" border="0" alt="Paving conblock buatan sendiri" src="http://lh6.ggpht.com/-Fg5-NfyO_Ws/U1tA6M_OwlI/AAAAAAAAAII/Li1jazxnIm0/DSCN5812_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a></p> <p align="justify">Namun bila sudah jadi tercetak supaya keras harus di jemur dibawah sinar matahari tidak langsung selama kurang lebih 28 hari atau sebulan. Karena saya baru membuatnya maka saya harus sabar menunggu<img class="wlEmoticon wlEmoticon-winkingsmile" style="border-top-style: none; border-left-style: none; border-bottom-style: none; border-right-style: none" alt="Winking smile" src="http://lh5.ggpht.com/-Avgel6eBufM/U1tA7iWjDxI/AAAAAAAAAIQ/WEIDSx6iBPE/wlEmoticon-winkingsmile%25255B2%25255D.png?imgmax=800" /> sekitar sebulan lagi untuk memasangnya. </p> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05619372247053348698noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8458416636594399395.post-51753266226168229912014-04-17T00:21:00.001-07:002014-04-17T00:27:55.884-07:00Hemat energi = hemat biaya (listrik 3/Lampu)<p align="justify">Dalam menghemat energi yang kita gunakan maka saya berpikir bagaimana memulainya, lalu terpikirlah oleh saya yaitu memulainya dengan menghemat listrik.</p> <p align="justify">Karena rumah saya dibangun dari nol bukan jadi maka lebih mudah namun lebih lama, yaitu dengan memperbanyak bukaan untuk cahaya masuk ke dalam rumah terlebih cahaya alami yaitu sinar matahari.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><a href="http://lh4.ggpht.com/-cVJWvgBQyfY/U0-Ai1OJt-I/AAAAAAAAAFA/fZvS1HNI510/s1600-h/DSCN5778%25255B3%25255D.jpg"><img title="DSCN5778" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="DSCN5778" align="left" src="http://lh5.ggpht.com/-zSa_oG78buY/U0-AleTMV9I/AAAAAAAAAFI/7rvk9Tj8VHI/DSCN5778_thumb.jpg?imgmax=800" width="184" height="244" /></a>Pertama-tama saya menggunakan jendela kaca dengan tinggi 1 meter lebar 25 cm, dengan begitu sinar dengan mudah masuk ke dalam rumah namun tetap diberii tabir berupa viterase dahulu agar panasnya dapat tersaring baru di tutup gorden.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Mungkin bagi segelintir orang viterase hanya sebagai hiasan saja namun sebenarnya viterase berguna untuk memfilter cahaya matahari yang masuk, sehingga di dapat hangat dan sinarnya tapi terhindar dari menyengatnya panas sinar matahari yang masuk.</p> <p align="justify"></p> <p align="justify">Dengan begitu di kala adanya cahaya yang masuk kebutuhan akan lampu menyala bisa kita kurangi. Bisa juga dengan cara menempatkan 2 buah atau lebih di plafon yang bisa menerangi ruangan dengan watt kecil, dengan begitu pandangan kita bisa lebih baik dan mata dapat lebih rileks dalam melihat sekeliling.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Jangan seperti yang biasa kita lakukan atau terlebih saya dahulu hanya bergantung pada 1 lampu berdaya besar untuk satu ruangan misal ruang keluarga. </p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><a href="http://konstruksimania.blogspot.com/2012/11/tren-lampu-led.html" target="_blank"><img title="led-light-bulb" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="led-light-bulb" align="left" src="http://lh5.ggpht.com/-AE3Km5j0DDs/U0-AnFBRGHI/AAAAAAAAAFQ/vojOZUxd58E/led-light-bulb%25255B4%25255D.jpg?imgmax=800" width="229" height="238" /></a>Ada juga yang saya lakukan adalah dengan menggunakan lampu LED rumahan dari Philips 5 watt bergaransi setara 40 watt (bukan promosi loh,bisa saja dengan merk lainnya yang pasti LED), dimana lampu LED tidak menyebabkan lampu panas ketika kita pegang dan memiliki watt yang kecil.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Namun karena lampu LED yang mempunyai nama atau merk mahal, saya hanya mampu beli 2 saja saat ini lalu membeli 4 buah lampu LED rumahan tanpa merk 2 watt bahkan tanpa garansi. Awalnya agak aneh kala menggunakannya karena cahaya sinarnya menyebar dan terasa fokus terangnya namun lama kelamaan terbiasa juga.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Sudah setahun ini saya menggunakannya dan masih bagus-bagus saja baik yang bermerk maupun tidak. Hanya saja masalah yang ada saat pertama kali membelinya saja harganya jauh diatas lampu yang biasa, ya gak papa lah asalkan hemat listrik itu saja pikir saya. Mahal di awal namun setelah itu biaya listrik bisa ditekan.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Selain itu yang saya rasakan bisa untuk mengganti cahaya lampu adalah penggunaaan glass block, dengan penggunaan dan peletakan yang sesuai yaitu searah matahari masuk bisa juga menghentikan kita untuk selalu menyalakan lampu di pagi dan atau siang hari atau hingga tidak ada cahaya matahari masuk lagi.<a href="http://lh6.ggpht.com/-JBVURSSrIi4/U0-Apk5YszI/AAAAAAAAAFY/_-YSExzAVSk/s1600-h/DSCN5761%25255B3%25255D.jpg"><img title="cahaya dari glass block dan ventilasi" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: right; padding-top: 0px; padding-left: 0px; margin-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px; margin-right: 0px" border="0" alt="cahaya dari glass block dan ventilasi" align="right" src="http://lh5.ggpht.com/-l101XeK8-nQ/U0-Asv4fcCI/AAAAAAAAAFg/qSTOOvUFLIk/DSCN5761_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a></p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><a href="http://lh5.ggpht.com/-GiL3SmeOeAM/U0-Aufao1JI/AAAAAAAAAFo/5_AyOcWogic/s1600-h/DSCN5763%25255B3%25255D.jpg"><img title="Glass block" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: none; padding-top: 0px; padding-left: 0px; margin-left: auto; display: block; padding-right: 0px; border-top-width: 0px; margin-right: auto" border="0" alt="Glass block" src="http://lh4.ggpht.com/-c-L4ee0uE24/U0-AwOMkpaI/AAAAAAAAAFw/Lry_gBFQsLE/DSCN5763_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a></p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Jangan lupakan ventilasi yang fungsi awalnya sebagai tempat sirkulasi udara bisa memasukkan bias sinar matahari masuk ke dalam rumah. Terlebih bila ventilasi itu dari kaca agar lebih maksimal cahaya yang masuk namun agar binatang tidak masuk diberi kawat nyamuk dahulu.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">  </p> <p align="justify"> </p> <p><a href="http://lh6.ggpht.com/-_vn7wHodT2k/U0-Aysoct5I/AAAAAAAAAF4/msMAQvrX0bE/s1600-h/ventilasi%252520dengan%252520kawat%252520nyamuk%25255B3%25255D.jpg"><img title="ventilasi dengan kawat nyamuk" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="ventilasi dengan kawat nyamuk" src="http://lh6.ggpht.com/-EUPOqXpEVRA/U0-A0E5CyLI/AAAAAAAAAGA/pylE4nA9sOw/ventilasi%252520dengan%252520kawat%252520nyamuk_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a><a href="http://lh6.ggpht.com/-ZnCixaCtOTw/U0-A5DxumYI/AAAAAAAAAGI/LQdPmsAbVP8/s1600-h/DSCN5775%25255B3%25255D.jpg"><img title="Ventilasi kaca dengan kawat nyamuk" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Ventilasi kaca dengan kawat nyamuk" src="http://lh5.ggpht.com/-Unj2-j-us78/U0-A6-3G55I/AAAAAAAAAGQ/kx2C8nj90L8/DSCN5775_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a></p> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05619372247053348698noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8458416636594399395.post-82642009730222933962014-04-09T06:23:00.000-07:002014-04-10T06:25:15.220-07:00Hemat energi = hemat biaya (listrik 2)<p align="justify">Kali ini saya akan berbagi secara detail mengenai menghemat listrik dalam hal pencahayaan terlebih dahulu, kenapa…?</p> <p align="justify">Karena sering kali kita sering menyepelekan ini karena menganggap bahwa berapa sih besar watt sebuah lampu dan juga harganya juga tidak mahal yang umum beredar di pasaran.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Pada judul saya <em>Hemat energi = hemat biaya (listrik 1) </em>sudah sedikit saya singgung biaya listrik saya Rp 150.000 – Rp 200.000 dalam sebulan, mungkin bagi beberapa orang itu biasa saja masih standar bahkan mungkin juga ada yang bilang masih murah.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Namun bagi saya itu cukup mahal dan masih bisa dihemat lagi pengeluaran tersebut. Tapi itu sesuai lah dengan barang-barang elektronik yang ada di rumah yaitu</p> <p align="justify">1) 2 buah PC</p> <p align="justify">2) 1 buah televisi standar biasa dan DVD Player</p> <p align="justify">3) 1 buah kipas angin berdiri (yang bisa ditinggikan dan turunkan) </p> <p align="justify">4) 1 buah kipas angin duduk </p> <p align="justify">5) 1 buah kulkas</p> <p align="justify">6) 1 buah mesin cuci</p> <p align="justify">7) 1 buah setrika</p> <p align="justify">8) 1 buah tape compo</p> <p align="justify">9) 2 buah mesin pompa air</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Yang pasti sering dipakai adalah kulkas yang nonstop 24 jam hidup kecuali padam lampu, ya iyalah klo padam lampu mana hidup betul gak. </p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Lalu mulai lah saya bergerilya di dunia maya searching di internet dan banyak membaca buku yang banyak membahas cara menhemat listrik. Memang banyak bertebaran informasi di internet dan buku-buku hingga bertambahlah pengetahuan saya tentang bagaimana caranya melakukan penghematan.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Dalam sebuah buku Readers Digest edisi khusus dengan judul LANGKAH HIJAU Selamatkan Bumi yang saya dapat ada informasi mengenai perangkat elektronik dengan konsumsi listrik yang paling besar yang bersumber dari <a href="http://www.WWF.OR.ID" target="_blank">WWW.WWF.OR.ID</a>, akan saya tulis ulang agar para pembaca bisa mengetahuinya.</p> <p align="justify"> </p> <ol> <li> <div align="justify">Perangkat elektronik apa mengkonsumsi listrik paling besar di rumah?</div> </li> <li> <div align="justify">* Pendingin ruangan 38%</div> </li> <li> <div align="justify">* Komputer 10%</div> </li> <li> <div align="justify">* Penanas nasi 10%</div> </li> <li> <div align="justify">* Mesin cuci 9%</div> </li> <li> <div align="justify">* Setrika 9%</div> </li> <li> <div align="justify">* Pompa air 6%</div> </li> <li> <div align="justify">* Lampu 5%</div> </li> <li> <div align="justify">* Pemanas air 4%</div> </li> <li> <div align="justify">* Kipas angin 3%</div> </li> <li> <div align="justify">* Lemari es dan televisi 2%</div> </li> <li> <div align="justify">* Radio/tape 1%</div> </li> </ol> <a name='more'></a> <p align="justify">Dari situlah saya lebih memfokuskan terlebih dahulu menghemat pada barang dengan konsumsi terbesar % nya.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><a href="http://lh6.ggpht.com/-sISZeYJdyk4/U0VTRkryOcI/AAAAAAAAADY/WZVYBcmTVcI/s1600-h/tinggi-lantai-ke-plafon4.jpg"><img title="tinggi lantai ke plafon" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: right; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="tinggi lantai ke plafon" align="right" src="http://lh3.ggpht.com/-93877qrT6XI/U0VX2Xx8SpI/AAAAAAAAADk/YPNItRZuG2c/tinggi-lantai-ke-plafon_thumb1.jpg?imgmax=800" width="121" height="162" /></a>Dengan rumah saya bersikulasi uadara yang baik dan lancar maka dengan sendirinya pendingin ruangan atau AC dapat dihilangkan dari rumah. Caranya sederhana saja yang saya lakukan yaitu dengan meninggikan dinding rumah sehingga dengan demikian rumah saya lebih tinggi hingga plafon setinggi 4 meter, hal ini menyebabkan udara akan berputar dengan leluasa.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><a href="http://lh4.ggpht.com/-dFoyFHOBdpQ/U0VX8d0dc2I/AAAAAAAAADs/asIKhK6vM9Q/s1600-h/ruangan-antara-plafon-dan-atap4.jpg"><img title="ruangan antara plafon dan atap" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="ruangan antara plafon dan atap" align="left" src="http://lh6.ggpht.com/-Iwvf0wr6M6s/U0VYAMoEvVI/AAAAAAAAAD0/VLTAMwz-vis/ruangan-antara-plafon-dan-atap_thumb.jpg?imgmax=800" width="124" height="166" /></a>Lalu antara plafon ke bumbung atap setinggi 3 meter. Karena sifat udara adalah udara panas akan menuju ke atas dan angin dingin akan menuju ke bawah, kira-kira begitu.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Bagi para pembaca bisa mencari informasinya lebih lengkap di internet atau baca-baca buku. Hal itu akan udara panas berada cukup jauh di atas tubuh saya dan orang yang didalam rumah dan udara panas akan terus menembus plafon langsung menuju kedalam ruangan antara plafon dan atap serta akan terperangkap diatas plafon baru secara perlahan keluar ke alam bebas melaui celah-celah yang ada.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><a href="http://lh3.ggpht.com/-Nm7Qp9fAQKk/U0VYIWFErjI/AAAAAAAAAD8/5yAEjO71J2Q/s1600-h/Pintu-ruangan-flapon-dan-atap3.jpg"><img title="Pintu ruangan flapon dan atap" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: right; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Pintu ruangan flapon dan atap" align="right" src="http://lh3.ggpht.com/-6SJQFqeTZDs/U0VYLREY2pI/AAAAAAAAAEE/aXE3woBN5sI/Pintu-ruangan-flapon-dan-atap_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="184" /></a>Ruangan antara plafon dan atap yang cukup tinggi dapat memudahkan kita atau tenaga instalatir listrik untuk memperbaiki jaringan listrik, untuk keluar masuknya. Tidak seperti biasanya yang melalui plafon yang dilubangi tapi saya membuat pintu yang terbuat dari pvc biasa untuk kamar mandi, dimana naiknya melalui tempat jemuran yang berada diatas garasi. Namun jangan coba sekali masuk ke dalam setelah pintu dibuka, panasnya sangat menyengat. Harus menunggu terbuka pintunya sekitar  5-10 menit barulah masuk agar udara panas dapat keluar secara lebih bebas berganti udara dingin.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"></p> <p align="justify"></p> <p align="justify"></p> <p align="justify">Pada gambar diatas juga terlihat sebuah fiberglass yang berfungsi sebagai tempat penampung air dari sumur dan talang lalu melalui pipa akan dialirkan untuk tempat cuci piring, mesin cuci dan kamar mandi. Ada juga glass block yang berguna meneruskan bias cahaya matahari masuk ke dalam ruangan.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Selanjutnya setelah menekan biaya (hemat) pendingin untuk ruangan saya akan berbagi mengenai lampu. Seperti gambar diatas ada beberapa glass block sekitar 7 buah sebagai jalan masuk cahaya matahari sebagai pengganti cahaya lampu disaat mentari bersinar. Sebuah glass block dipasaran saat ini ditulis sekitar Rp 50.000 – Rp 60.000 tapi kalo beli 1 dus (isi 6 buah) Rp 250.000.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Dengan begitu selama matahari bersinar saya dapat mengurangi hidupnya lampu sebagai penerangan, selain itu juga yang cukup efektif dan efisien namun juga buat mumet dan kantong bolong adalah mengganti lampu biasa dengan lampu LED yang hemat energi. Maklum saja saya ada beli 2 buah lampu LED 10 watt merk Philips yang saat itu sedang promo seharga Rp 105.000 jadi @Rp 52.500 dan pastinya bergaransi.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Sekedar informasi saja lampu <a href="http://www.philips.co.id/c/led-light-bulbs/269088/dec/#filterState0=LED_BULB_SU_ID_CONSUMER%3Dtrue;compareState0=id0%3D%2Cid1%3D%2Cid2%3D%2CcompareView%3Dfalse;productState0=page%3D1%2Csort%3Dsubcat_asc_group" target="_blank">LED Philips 10 watt</a> setara terangnya dengan 40 watt lampu biasa yang kita gunakan, yang sinarnya berwarna putih bukan kuning. Yang saya beli sekitar tahun 2013 dimana di kota saya masih jarang pembelinya maka saya agak susah mencarinya tapi syukur alhamdulillah ketemu.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Lampu LED Philips tersebut saya tempatkan di tempat jemuran yang berada di lantai 2 dan teras rumah karena kedua tempat tersebut lampu pada malam hari nyala terus hingga pagi hari. Ada juga saya beli lampu LED yang tidak bermerk sebesar 1 watt sebanyak 2 buah juga @Rp 15.000 namun saya letakkan di depan pintu garasi dan di belakang rumah.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Tidak itu juga saya juga membeli televisi LG LCD LED untuk mendukung saya dalam menghemat listrik namun sekali lagi harganya lebih mahal dari televisi LG LCD standar sekitar Rp 500.000 bedanya. Walaupun saya sudah mempunyai televisi lama yang saya beli sendiri dari kakak saya saat kakak saya pindah ke luar pulau dikala saya masih kuliah, hingga sekarang saya hanya menggunakan televisi LED sedangkan televisi lama hanya jadi pajangan di kamar hanya hidup sebulan sekali saja <img class="wlEmoticon wlEmoticon-openmouthedsmile" style="border-top-style: none; border-left-style: none; border-bottom-style: none; border-right-style: none" alt="Open-mouthed smile" src="http://lh6.ggpht.com/-FHsgu4YtS7o/U0VYMhf2sUI/AAAAAAAAAEM/3AwVzEPORZ8/wlEmoticon-openmouthedsmile2.png?imgmax=800" />.</p> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05619372247053348698noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8458416636594399395.post-34716088499554154252014-04-07T02:28:00.001-07:002014-04-07T02:28:07.186-07:00Hemat energi = hemat biaya (listrik 1)<p align="justify">Kali ini saya akan berbagi kisah dan pengalaman lebih jauh untuk hemat energi dalam hal ini listrik. Yaaa…..listrik pastinya kita semua menggunakan listrik, hampir semua barang dan alat di rumah menggunakan listrik. Contoh jelasnya ya saat ini saat para pembaca yang baik hati lagi membaca tulisan saya baik melalui smartphone, laptop, pc dan lain sebagainya pasti memerlukan energi listrik untuk menghidupkannya.</p> <p align="justify">“Maaf mas, saya menggunakan smartphone kan tidak harus terus-terusan menyambung ke stop kontak untuk listriknya” mungkin pertanyaan yang kurang lebih intinya sama bermunculan.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Klo PC ya jelas harus terus dihubungkan dengan listrik tapi mengenai smartphone, laptop atau alat portable lainnya memang tidak harus terhubung dengan listrik. Tapi coba pambaca sekalian lebih teliti lagi memang benar semua itu menggunakan baterai yang bisa di isi ulang, tapi saat mau isi ulang kan harus menyambungkannnya ke stop kontak di rumah dulu hingga penuh baru deh kita bisa menggunakannya.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Saya akan berbagi tip yang saya lakukan di rumah saya secara detail namun mungkin ada kesalahan yang terjadi, karena saya juga baru untuk menghemat energi sejak membangun rumah. Sebelumnya ketika masih tinggal ya sama listrik main pakai saja tanpa memikirkan lebih jauh masa depan dan biayanya.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">1. Cahaya alami dari jendela, pintu dan ventilasi serta glass block</p> <p align="justify">Indonesia terkenal dengan negara beriklim tropis dimana matahari bersinar sepanjang hari, bulan dan tahun. Itu bisa kita gunakan sebagai sumber cahaya pengganti lampu di waktu mentari bersinar agar masuk ke dalam rumah, jadi kita bisa sedikit berhemat.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><a href="http://lh6.ggpht.com/-pt3OdX8zil0/U0JvQCtbuKI/AAAAAAAAACA/H08wzl_T4jE/s1600-h/Pintu-dengan-kisi-kisi-angin5.jpg"><img title="Pintu dengan kisi-kisi angin" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: right; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="Pintu dengan kisi-kisi angin" align="right" src="http://lh4.ggpht.com/-S5LhFsKN6oU/U0JvRCBRg1I/AAAAAAAAACI/jHJzyH--Qa0/Pintu-dengan-kisi-kisi-angin_thumb2.jpg?imgmax=800" width="148" height="116" /></a>Oleh karena itu saya menggunakan pintu dengan kisi-kisi (lubang) di tengahnya agar bias cahaya matahari bisa masuk melalui kisi kisi tersebut. Memang tidak seberapa cahayanya namun bila diaplikasikan di beberapa pintu menuju luar rumah yang terkena cahaya matahari, saya rasa sudah cukup.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><a href="http://lh4.ggpht.com/-kIutxjuJyJM/U0JvTjjXGlI/AAAAAAAAACQ/vWgm757HKYQ/s1600-h/3-buah-jendela-ruang-keluarga4.jpg"><img title="3 buah jendela ruang keluarga" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; margin: 0px 4px 0px 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="3 buah jendela ruang keluarga" align="left" src="http://lh3.ggpht.com/-pOHDBmhY9wU/U0JvZ1eB2mI/AAAAAAAAACY/A_W-IXiSWiM/3-buah-jendela-ruang-keluarga_thumb1.jpg?imgmax=800" width="200" height="153" /></a>Lalu kita berpindah ke jendela, disini saya menggunakan jendela kaca memanjang yang bisa dibuka tutup. Dengan adanya jendela kaca maka cahaya bisa leluasa masuk ke dalam rumah tapi yang harus diingat saat menggunakan jendela kaca adalah kita harus tetap memberikan tabir. Kalo saya menggunakan vitrage sebagai tabir agar cahaya matahari yang masuk tidak terlalu frontal ke dalam yang bisa-bisa menyebabkan suhu rumah jadi  meningkat (panas)</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><a href="http://lh6.ggpht.com/-JE0isfbNH7o/U0Jvcv9BMiI/AAAAAAAAACg/B1k2YaBcA18/s1600-h/ventilasi%252520dengan%252520kawat%252520nyamuk%25255B4%25255D.jpg"><img title="ventilasi dengan kawat nyamuk" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: right; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="ventilasi dengan kawat nyamuk" align="right" src="http://lh3.ggpht.com/-Uu1zovHdbzQ/U0JvdjIya5I/AAAAAAAAACo/QEZ_kZM4KXQ/ventilasi%252520dengan%252520kawat%252520nyamuk_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" width="160" height="123" /></a>Ventilasi juga berperan untuk memasukkan cahaya matahari untuk masuk walau bidangnya kecil namun harus hati-hati karena celah lubang ventilasi bisa jadi menjadi jalan keluar binatang misal nyamuk. (jadi ingat lagu syair Enno Lerian “Banyak nyamuk di rumah ku…<nyamuk nakal>”). Hal ini bisa kita siasati dengan memberi kawat atau kasa nyamuk pada ventilasi untuk menghindari nyamuk masuk.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><a href="http://lh4.ggpht.com/-bcUHWlu9ilk/U0Jvgerg7OI/AAAAAAAAACw/We1wwOBzR94/s1600-h/glass%252520block%25255B8%25255D.jpg"><img title="glass block" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="glass block" align="left" src="http://lh4.ggpht.com/-I27W8TlQMQc/U0Jvlcu4__I/AAAAAAAAAC4/XcObIJWLuHI/glass%252520block_thumb%25255B5%25255D.jpg?imgmax=800" width="132" height="112" /></a>Tak kalah pentingnya adalah glass block juga dapat memasukkan cahaya alami atau buatan yang ada didekatnya misal lampu, jadi ini dapat menambah sumber cahaya untuk masuk ke dalam rumah selain itu menambah keindahan rumah bila dipasang dengan baik dan benar.</p> <p align="justify">Namun alangkah baiknya bisa cahaya yang masuk ke dalam rumah melalui glas block adalah cahaya alami yaitu cahaya matahari.</p> <div align="justify"> </div> <div align="justify"> <a name='more'></a> </div> <p align="justify">2. Sirkulasi udara yang baik bisa mengurangi panas</p> <p align="justify">Udara sangat penting bagi kita bila kita tidak dapat menghirup udara secara bebas di rumah apa jadinya, kita bisa sesak napas bahkan bisa berujung kematian bila kita tak dapat pasukan udara bagi tubuh kita.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Dengan pintu yang mempunyai kisi-kisi, jendela yang bisa dibuka tutup dan ventilasi maka aliran udara akan lebih baik. Udara panas dari dalam dapat keluar dari dalam rumah dan udara sejuk dari luar bisa masuk ke dalam rumah pula terjadilah sirkulasi udara yang baik.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Betul gak para pembaca sekalian ?</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Namun jangan sampai karena pintu kita mempunyai kisi-kisi kita jarang membukanya, baiknya sesekali bukalah pintu tersebut agar sirkulasi udara lebih maksimal. Setiap pagi saat kita masih di rumah sebelum melaksanakan aktivitas di luar jendela di buka dahulu sekitar 15-30 menit agar lewat jendela terjadi juga sirkulasi udara, namun bila musim penghujan tiba sebaiknya jangan dibuka karena tempias air huja akan masuk oleh angin yang berhembus. Ventilasi juga memberikan pertukaran udara yang baik bagi rumah namun jangan boros membuat ventilasi secukupnya serta jangan sampai memberi celah binatang kecil masuk dengan memberikan kawat atau kasa nyamuk.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">3. Bentuk fisik bangunan juga mempengaruhi</p> <p align="justify">Dalam hal bentuk fisik ini agak gampang-gampang susah dan yang paling utama ongkosnya <img class="wlEmoticon wlEmoticon-openmouthedsmile" style="border-top-style: none; border-left-style: none; border-bottom-style: none; border-right-style: none" alt="Open-mouthed smile" src="http://lh4.ggpht.com/-O_HnVTzKiUI/U0JvmsGji1I/AAAAAAAAADA/4M12lM5v1C4/wlEmoticon-openmouthedsmile2.png?imgmax=800" />, kebetulan rumah yang saya tinggal sekarang bukan beli jadi namun bangun dari nol atau bangun dari awal berupa menggali dulu lalu podasi, dinding dan seterusnya hingga jadi sebuah rumah yang layak ditempati.</p> <p align="justify">Mungkin bagi membeli rumah yang jadi kita agak sulit untuk menerapkan atau sedikit jadi dasar dalam membangun rumah hijau, namun ya sekali lagi “sulit belum tentu gak bisa”. Asal kita bisa menyiasati dan bereksperimen itu bisa saja.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Karena ini membicarakan apa yang saya lakukan pada rumah saya yang mungkin bisa jadi inspirasi baru bagi para pembaca sekalian.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Rumah saya luasnya 9m x 18m dengan luas garasi 6m x 6m dan ruangan lainnya seluas 9m x 12m, memang cukup besar. Namun yang paling besar adalah garasinya walau pun isinya hanya 2 buah motor saja tidak ada yang lain selain itu juga garasi difungsikan sebagai gudang dengan lemari kayu.</p> <p align="justify">Mungkin di bentuk fisik ini saya akan panjang lebar menceritakannya karena inilah yang menjadi dasar saya untuk memiliki rumah idaman rumah hijau. </p> <p align="justify">Dengan tinggi lantai ke plafon setinggi 4m serta antara plafon dan bumbung atap setinggi 3 meter jadi bila di totalkan tinggi rumah kurang lebih 7 meter. Oh iya lupa saya katakan rumah saya ini cuma 1 lantai saja namun bila dilihat dari luar seperti punya 2 lantai, hal ini sering membuat orang yang melihat rumah saya mengira rumah ini bertingkat padahal tidak.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Hal ini menyebabkan aliran udara lebih cepat berputar dan udara panas cepat lari keatas daerah ruang antara plafon dan bumbung atap. Ingat sifat tekanan udara</p> <p align="justify">Sebagai informasi awal saja sebelum pembangunan rumah ini, saya menggunakan jasa arsitektur yang cukup baik dan bagus TOP BGT deh……yaitu abang saya sendiri <img class="wlEmoticon wlEmoticon-openmouthedsmile" style="border-top-style: none; border-left-style: none; border-bottom-style: none; border-right-style: none" alt="Open-mouthed smile" src="http://lh4.ggpht.com/-O_HnVTzKiUI/U0JvmsGji1I/AAAAAAAAADA/4M12lM5v1C4/wlEmoticon-openmouthedsmile2.png?imgmax=800" /> untuk merancang denah pembangunannya.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Namun jangan dikira karena arsitekturnya abang sendiri bisa dengan mudah dan cepat gambarnya rampung. Membutuhkan waktu 6 bulan hanya untuk gambar rumah jadi itu pun hanya dalam bentuk gambar lembaran-lembaran kertas. Karena ya hubungan keluarga lah bisa memperlamanya, terlebih bapak saya ikut andil dalam pembuatan gambar walau hanya sekedar ide, saran dan kritik tetap yang menterjemahkan ke gambar ya abang saya.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Hal ini diperparahkan lagi latar belakang kami yang beda-beda, saya yang akan menempatinya berlatar belakang ekonomi (kadang dan selalu memikirkan berapa besar untung ruginya dulu walo banyak ruginya <img class="wlEmoticon wlEmoticon-rollingonthefloorlaughing" style="border-top-style: none; border-left-style: none; border-bottom-style: none; border-right-style: none" alt="Rolling on the floor laughing" src="http://lh6.ggpht.com/-pY8dQy67i50/U0JvoLb7heI/AAAAAAAAADI/6os6oRTwfq0/wlEmoticon-rollingonthefloorlaughing%25255B1%25255D.png?imgmax=800" />). Lalu Bapak saya dari teknik yang sempat kerja di PU, dosen mengajar pengairan dan irigasi. Selalu berpikir mengenai tekstur tanah, kemampuan tanah, sumber air di dapat dari mana dan imajinasinya mengenai rumah idamannya yang gak kesampaian (kata mba saya lah).</p> <p align="justify">Dan sudah tentu abang saya yang seorang arsitek yang punya jiwa seni lebih baik punya pandangannya sendiri.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Disini lah terjadi intrik dan konflik yang sering terjadi membawa suka duka dan lain sebagainya, namun disanalah seninya yang membuahkan kenangan indah..</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><em><font color="#ff0000" size="5">Bersambung</font></em></p> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05619372247053348698noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8458416636594399395.post-84592586592309931722014-04-03T22:07:00.001-07:002014-04-03T22:07:33.542-07:00Hemat energi = hemat biaya = menyelamatkan bumi<p align="justify"><a href="http://lh3.ggpht.com/-Wi178R75sb4/Uz49_YfXNbI/AAAAAAAAABA/U124PAltJ1I/s1600-h/hemat%252520energi%252520hemat%252520biaya%25255B4%25255D.jpg"><img title="hemat energi hemat biaya" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="hemat energi hemat biaya" align="left" src="http://lh4.ggpht.com/-2aC2gMhXxmg/Uz4-AIJVTgI/AAAAAAAAABI/PoUkKNp7WOM/hemat%252520energi%252520hemat%252520biaya_thumb%25255B2%25255D.jpg?imgmax=800" width="103" height="138" /></a>Setelah sebelumnya saya menulis tentang apa itu rumah hijau, kini saya akan lebih fokus membicarakan yang namanya biaya.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Setiap kita di dunia ini pasti memerlukan biaya untuk hidup apalagi di zaman yang dimana semakin hari semakin mahal saja yang namanya biaya tersebut. Biaya makan, biaya bumbu dapur, biaya beli pulsa, biaya bensin dan masih banyak lagi biaya yang kita gunakan sehari-hari baik besar maupun yang kecil.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><a href="http://hoaxcitytravel.blogspot.com/2011/01/mari-menghemat-energi-tips-sederhana.html" target="_blank">sumber gambar</a></p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Kalo dihitung-hitung selama ini saya menghabiskan biaya bensin motor rata-rata Rp 10.000 – Rp 15.000  per hari jika selama sebulan berarti kisaran Rp 300.000 – Rp 450.000, itu belum lagi diluar apabila ban kempes atau bocor dan lain sebagainya saat berkendara setidaknya sebulan harus mengeluarkan sekitar Rp 600.000</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Itu baru biaya kendaraan motor, belum lagi biaya listrik yang harus dikeluarkan per bulannya sekitar Rp 150.000 – Rp 200.000 terutama di rumah saya ini PDAM belum masuk jadi masih mengandalkan pompa air untuk menyedot air di sumur dialirkan ke tendon air sebagai  penyimpanan.di saat kemarau.</p> <p align="justify"> </p> <a name='more'></a> <p align="justify"><a href="http://lh5.ggpht.com/-NRhHJT6D6K4/Uz4-Ay8bWJI/AAAAAAAAABQ/PVoU8EFN-KM/s1600-h/hemat%252520energi%25255B12%25255D.jpg"><img title="hemat energi" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="hemat energi" align="left" src="http://lh4.ggpht.com/-80KVWpPEX9Q/Uz4-B8dCCgI/AAAAAAAAABY/lsXy96qJF7w/hemat%252520energi_thumb%25255B6%25255D.jpg?imgmax=800" width="179" height="256" /></a></p> <p align="justify">Di daerah saya di Pontianak, Kalimantan Barat tepatnya di daerah Kubu Raya tempat tinggal saya dimana pada saat kemarau air sumur akan terasa asin atau kuning karena kandungan zat besinya masih banyak disebabkan oleh tebalnya gambut bahkan bisa  mengering sama sekali.</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Kalo sudah begitu air tidak bisa digunakan untuk apa pun juga terlebih bila musim kemarau berkepanjangan hingga 6 bulan, ya jangankan 6 bulan lamanya musim kemarau bisa-bisa kemarau dalam 1 bulan saja sudah kekeringan. Banyak di tempat saya yang harus beli air bersih yang harganya begitu mahal, mungkin itu juga terjadi di tempat para pembaca semua. Setahu saya satu tangki sekitar 500 ribuan tergantung musimnya.</p> <p align="justify"><a href="http://xavii-love2ourmind.blogspot.com/" target="_blank">sumber gambar</a></p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Untuk bensin dan listrik saja sudah hampir Rp 800.000 perbulan, belum lagi untuk biaya lainnya misal untuk air, dapur, jajan, dan lain sebagainya. Mungkin bisa hingga 1 juta hingga 1,5 juta perbulan untuk biaya di rumah saja, oleh sebab itu lah muncul keinginan saya untuk berhemat namun apa….?</p> <p align="justify"> </p> <p align="justify"><a href="http://lh3.ggpht.com/-McF7pYANWEs/Uz4-CooWs-I/AAAAAAAAABg/tzlZsn82_eQ/s1600-h/hemat%252520energi%252520menyelamatkan%252520bumi%25255B3%25255D.jpg"><img title="hemat energi menyelamatkan bumi" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; float: left; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="hemat energi menyelamatkan bumi" align="left" src="http://lh6.ggpht.com/-QrTe1sgifYs/Uz4-DvyZ29I/AAAAAAAAABo/zj-8pRK5qTs/hemat%252520energi%252520menyelamatkan%252520bumi_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" width="244" height="224" /></a></p> <p align="justify">Oleh karena itu saya menyiapkan beberapa tendon fiberglass dan beberapa tempayan sebagai tempat penyimpanan air hujan saat kemarau tiba dan juga penyimpanan air sumur bila air hujan mulai menipis dan hujan tak juga datang salah satunya. </p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Seterusnya saat pembangunan rumah saya berpikir agar cahaya matahari lebih banyak masuk ke dalam rumah agar tidak bergantungan sama lampu dan sedikit demi sedikit mengganti lampu lebih hemat energi yaitu lampu LED (yang harganya itu loh merogeh kocek yang sangat- sangat dalam sekali <img class="wlEmoticon wlEmoticon-cryingface" style="border-top-style: none; border-left-style: none; border-bottom-style: none; border-right-style: none" alt="Crying face" src="http://lh6.ggpht.com/-NIugNb9ALEY/Uz4-EX8-kqI/AAAAAAAAABw/UYVAAAiXRuM/wlEmoticon-cryingface2.png?imgmax=800" /> saat membelinya)</p> <p align="justify"><a href="http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2013/11/04/masa-depan-energi-masa-depan-kehidupan--605317.html" target="_blank">sumber gambar</a></p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Kalo mau lebih jauh lagi energi yang kita konsumsi sekarang yang biasa kita gunakan sehari-hari misal untuk keperluan listrik dan bensin itu harus mengekplorasi kekayaan alam yang terkandung di dalam perut bumi dan diatas perut bumi serta sekitarnya </p> <p align="justify"> </p> <p align="justify">Lebih lengkapnya akan saya bagikan ide dan gagasan saya untuk berhemat di tulisan saya selanjutnya, sabarnya para pembaca yang budiman semua. </p> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05619372247053348698noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8458416636594399395.post-18457384879247657352014-04-03T01:48:00.001-07:002014-04-03T01:56:58.104-07:00Rumah Hijau<p>Ada yang tahu apa itu Rumah Hijau gak..?!?!?!</p> <p>Menurut pendapat pribadi saya, rumah hijau itu intinya sebuah rumah yang ramah lingkungan. Bagaimana menurut kalian semua ?</p> <p><a href="http://lh6.ggpht.com/-89qKfOOEsdU/Uz0gcaE3DJI/AAAAAAAAAAo/vA0TmQCtLJE/s1600-h/logo%252520rumah%252520hijau%25255B3%25255D.jpg"><img title="logo rumah hijau" style="border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; background-image: none; border-bottom-width: 0px; padding-top: 0px; padding-left: 0px; display: inline; padding-right: 0px; border-top-width: 0px" border="0" alt="logo rumah hijau" src="http://lh6.ggpht.com/-cMCsX4DUl6A/Uz0gd5hBhhI/AAAAAAAAAAw/zOVrkmBRnAM/logo%252520rumah%252520hijau_thumb.jpg?imgmax=800" width="244" height="164" /></a></p> <p><a href="http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F3.bp.blogspot.com%2F-TCooy3n0PRI%2FTv0vvTmSYYI%2FAAAAAAAAAAo%2FIq7PkWIyaEo%2Fs760%2Flogo%25252Brumah%25252Bhijau%25252Bcopy.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Frumahhijaujakarta.blogspot.com%2F&h=472&w=709&tbnid=qDqUELEgLO6g5M%3A&zoom=1&docid=PM7l_2_aaZTefM&ei=3hk9U6eJBMb_rQfAzIEQ&tbm=isch&ved=0CDwQhBwwEThk&iact=rc&dur=2108&page=6&start=98&ndsp=20" target="_blank">sumber gambar</a></p> <p> </p> <p>Lalu pasti di benak kita akan terlintas pertanyaan kenapa rumah harus ramah lingkungan..?!?!?!</p> <p> </p> <p>Ahhhh…kok malah balik tanya sih…dan apa pula ramah lingkungan itu? Mungkin itu pula yang kalimat selanjutnya yang ada dalam pikiran pembaca sekalian yang terhormat dan mulia terutama saya.</p> <p> </p> <p>Iya…ramah lingkungan, itu loh yang sekarang sering terdengar dimana-mana. Dari pada bingung dan susah cari-cari kedua pengertian tersebut nih saya kasih apa itu Rumah Hijau dan apa itu teknologi ramah lingkungan yang saya ambil menurut <a href="http://lifestyle.okezone.com/read/2011/06/14/30/468065/konsep-rumah-hijau-untuk-hidup-lebih-sehat/large" target="_blank">OkeZone.com (rumah hijau)</a> dan  <a href="http://lala-poenya.blogspot.com/2011/12/ramah-lingkungan.html" target="_blank">Belajar nyooook (ramah lingkungan)</a> .</p> <p> </p> <p>Masih banyak lagi artikel dan bahasan tentang rumah rumah hijau, kalian semua para pembaca bisa liat-liat beritanya di dunia maya tentang itu atau bahkan lebih tahu dari saya. (maklum saya masih baru dalam hal ini, saya hanya ingin berbagi pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki saja)</p> <p> </p> <p>Jadi saya menyimpulkan sendiri bahwa rumah hijau adalah sebuah rumah yang ramah lingkungan, dimana rumah tersebut tidak merusak lingkungan sekitar serta menjaga dan melestarikannya saat pembangunannya dan setelah pembangunannya. Pengunaan energi sehemat mungkin agar terhindar dari pemanasan global yang sekarang sering kita alami dimana cuaca terasa cukup panas dari sebelum-belumnya</p> <p> </p> <p>Pastinya pembaca bertanya-tanya kenapa kita perlu hemat energi sedangkan orang di luar sana semena-mena boros akan energi terutama listrik.</p> <div> <a name='more'></a> </div> <p>Ingat sekarang dimana-mana harga meningkat mulai dari harga cabe, bawang, sayuran hingga property. Semua itu saling berkaitan dengan kenaikan tarif dasar listrik, para pembaca pasti tahu semakin hari tarif dasar listrik semakin tinggi. Sedangkan pendapatan segitu-segitu aja…betul apa betul nih ?</p> <p> </p> <p>Setidaknya dengan menerapkan rumah hijau kita bisa menekan pengeluaran untuk biaya listrik di rumah kita. Lalu bagaimana mengatasi dan caranya ?</p> <p> </p> <p>Saya akan berbagi tips dan pengalaman ketika saya membangun rumah saya kepada pembaca, walaupun masih banyak kekurangannya di blog ini. Semoga juga para pembaca yang telah sudi mampir di blog ini saling bertukar pikiran mengenai rumah hijau, kita maksudnya saya dan pembaca sekalian saling berbagi pengetahuan dan pengalamannya mengenai rumah hijau    </p> Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05619372247053348698noreply@blogger.com0